Surabaya (beritajatim.com) – Bioskop Trans TV akan menayangkan Djakarta 1966 (1988) untuk memperingati Hari Pemberontakan G30S/PKI, Sabtu (30/9/2023) pukul 23.30 WIB. Berikut sinopsis film Djakarta 1966 yang dibintangi Amoroso Katamsi dan Umar Kayam.
Film Djakarta 1966 merupakan hasil arahan dari Arifin C. Noer, yang juga telah menggarap beberapa produksi film lainnya, seperti Serangan Fajar (1981) dan Pengkhianatan G 30 S PKI (1984). Di samping kiprahnya sebagai seorang sutradara film, Arifin C. Noer juga terkenal karena karya-karyanya dalam bidang puisi dan drama.
Dirilis perdana pada tahun 1988, film ini memiliki durasi sekitar 135 menit. Pada Festival Film Bandung 1989, film ini sukses meraih penghargaan dari ketujuh nominasi yang diterimanya, termasuk penghargaan untuk Film Sejarah Terbaik serta Sutradara Terbaik.
Sebagai sekuel dari film Pengkhianatan G30S PKI (1984), film ini diproduksi oleh Perum Perusahaan Film Nasional (PPFN) dan mendapat dukungan dari Pemerintahan Soeharto alias Orde Baru.
Sinopsis Film Djakarta 1966
Film Djakarta 1966 mengisahkan narasi seputar Presiden Soekarno (Umar Kayam) yang dinilai tidak mampu membuat keputusan yang memuaskan rakyat setelah peristiwa berdarah Gerakan 30 September 1965 atau G30S.
BACA JUGA: Pemkab Tuban Buka Lowongan Calon PPPK Tahun 2023, Ada 1.241 Formasi
Kondisi ini memicu terjadinya demonstrasi besar-besaran dan protes keras di Jakarta, yang didominasi oleh para mahasiswa. Demonstrasi ini mencetuskan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang memuat tiga poin penting, yakni pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI), perombakan kabinet yang dipimpin oleh Soekarno, dan penurunan harga-harga.
Seiring berjalannya waktu, tuntutan-tuntutan tersebut semakin meresap dalam kesadaran masyarakat, dan posisi Soekarno dalam pemerintahan semakin terdesak.
Dalam situasi yang semakin tegang, Soekarno akhirnya menerbitkan Surat Perintah 11 Maret yang kemudian dikenal sebagai “Supersemar,” sebuah mandat halus yang menyerahkan wewenang jabatan presiden kepada Letjen Soeharto (Amoroso Katamsi).
Pada saat itu, Soeharto menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban, dan ia dipilih langsung oleh Soekarno untuk mengambil tindakan yang “dianggap perlu” dalam mengatasi situasi yang memburuk di Indonesia.
Setelah mengetahui sinopsis menarik dari Djakarta 1966, jangan lewatkan kesempatan untuk menontonnya melalui Bioskop Trans TV malam ini, mulai pukul 23.30 WIB. (mnd/nap)
Komentar