Malang (beritajatim.com) – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) bersama Komunitas envigreen melakukan aksi clean up dan brand audit di sungai Gang Kepuh Kota Malang. Dari kegiatan itu, mereka mengumpulkan sekitar 200 KG sampah plastik sekali pakai.
Sampah yang terkumpul kemudian dipilih melalui brand audit. Hasil brand audit yang dilakukan terhadap 340 sampah menunjukkan bahwa Top 3 polluters terdiri atas Wings (24,1%), Unilever (10,6%) dan ??? (9,7%), dan produsen lain sebesar 55,6 % dengan dominasi sampah kemasan makanan.
“Acara ini sebagai bentuk peringatan hari lingkungan hidup sedunia atau World’s Environment Day yang diperingati setiap tanggal 5 Juni. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat serta ajakan untuk melestarikan bumi,” ujar Ahmad Labib, koordinator kegiatan sekaligus pegiat di komunitas lingkungan saat diwawancarai, Selasa (6/6/2023).

Aksi ini memiliki tema ‘Beat Plastic Pollution’, yang sekaligus menjadi pengingat bahwa tindakan masyarakat terhadap polusi plastik merupakan hal penting. Menurutnya, sungai Gang Kepuh Kota Malang menjadi salah satu aliran anak sungai Brantas yang mengalir di tengah pemukiman padat penduduk Kota Malang.
“Tingginya aktivitas penduduk di sepanjang aliran sungai menimbulkan timbunan sampah, baik di tengah maupun di bantaran sungai. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wujud nyata kepedulian terhadap kebersihan sungai serta ajang kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem sungai dari sampah,” ujar Labib.
Baca Juga: UB Malang Gandeng Microsoft Wujudkan Kampus Berbasis AI
Menurutnya aksi brand audit yang juga berkolaborasi dengan Filkom Greeneration UB, dapat dijadikan sebagai bahan advokasi terhadap produsen kemasan non-degradable yang mencemari lingkungan. Merujuk pada UU No.18 Tahun 2008 tentang kewajiban produsen untuk mengelola barang yang diproduksinya yang sulit terurai.
“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem sungai. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan wujud dorongan kepada produsen untuk mengelola produk mereka agar tidak mencemari lingkungan,” pungkasnya saat diwawancarai. (dan/ted)
Komentar