Sidoarjo (beritajatim.com) – Haul akbar ulama dan sesepuh digelar masyarakat Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran. Salah satu ulama dan sesepuh itu yakni KH. Hamdani pendiri Pondok Pesantren Al Hamdaniyah Siwalanpanji.
Alhamdaniyah salah satu pondok tertua di Sidoarjo yang tercatat berdiri tahun 1787 Masehi. Selain KH. Hamdani, di komplek makam tersebut terdapat makam KH. Yaqub, KH. Abdurrahim, KH. Muhammad Khozin Khoirudin pendiri Pondok Pesantren Al Khozini, KH. Hasyim Abdurrahim serta makam ulama lainnya yang masih dzurriyah KH. Hamdani.
Kegiatan haul diisi dengan khataman Al-Qur’an dan tahlil akbar bersama. Selain diikuti masyarakat desa, doa bersama sore kemarin juga diikuti oleh pelajar SMA-SMK Antartika Buduran.
Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor Ali yang hadir dalam acara haul itu menyampaikan keinginannya yang berencana akan memugar komplek makam ulama dan sesepuh Desa Siwalanpanji.
Baca Juga:
Resepsi Satu Abad NU Sukses, Catatan Sejarah bagi Sidoarjo
Putra KH. Agoes Ali Masyhuri itu meyakini keberkahan Sidoarjo tidak terlepas dari berdirinya dua pondok pesantren/ ponpes tua yang terletak di Kecamatan Buduran, yakni Pondok Siwalanpanji dan Pondok Sono. Meski Ponpes Sono saat ini sudah tidak lagi berdiri.
“Mohon ijin kiai, beserta semua dzurriyah pendiri Pondok Siwalanpanji, kami ingin memugar komplek makam ulama Pondok Siwalanpanji ini sama baiknya dengan yang ada di makam ulama Sono,” ucap Gus Muhdlor yang disambut syukur tokoh masyarakat dan warga desa yang hadir di komplek makam itu.
Gus Muhdlor menjelaskan sekian tahun lalu daerah Sidoarjo ini mendapatkan berkah dengan berdirinya Pondok Pesantren Siwalanpanji dan Pondok Pesantren Sono Buduran.

Keberkahan itu dapat dirasakan sampai sekarang. Bahkan berdirinya dua pondok tertua tersebut menasbihkan Kabupaten Sidoarjo menjadi pusat peradaban Islam di Indonesia.
Menurutnya dari dua pondok pesantren tertua tersebut perkembangan syiar dakwah Islam salah satunya dimulai dari Kabupaten Sidoarjo. Oleh karenanya hal-hal seperti ini dimintanya tidak dilupakan.
Keberkahan itu, lanjut Gus Muhdlor, terlihat jelas sampai sekarang. Contohnya keberadaan puluhan sekolah mulai tingkat atas (SMA,SMK dan MA) ada 12 sekolah, tingkat menengah (SMP, Mts/N) sejumlah 6 sekolah, tingkat dasar (SD dan MI) ada 6 sekokah, TK dan PAUD yang berada di Desa Siwalanpanji. Sebanyak 36 tempat pendidikan tersebut tidak pernah sepi kekurangan murid.
Baca Juga:
Berikut Ini Makam Ulama Sidoarjo yang Selalu Ramai Dikunjungi Peziarah
Bahkan puluhan sekolah mulai negeri maupun swasta itu guyub untuk memajukan pendidikan di Kabupaten Sidoarjo. Mungkin Siwalanpanji ini desa pendidikan seluruh Indonesia. Sekali lagi hal itu menurutnya tidak terlepas dari keberkahan para kyai pendiri Pondok Pesantren Siwalanpanji. KH Hasyim Asy’ari, Syaikhona Kholil Abd Latif Bangkalan dan banyak kyai lainnya pernah di Pondok Siwalanpanji ini.
“Berdirinya belasan sekolah di Siwalanpanji ini bukan semata-mata karena letak Desa Siwalanpanji, karena saya yakin kalau di tracing (telusuri) pasti ada unsur keberkahan, barokahnya kyai pendiri pondok Siwalanpanji ini,” jelasnya.
Bupati alumni SMAN 4 Sidoarjo itu mengatakan, sangatlah penting mengingat perjuangan dakwah Islam yang dilakukan dua pesantren terdahulu. Hal itu akan menambah rasa syukur terhadap sang pencipta.
Dikatakan Gus Muhdlor, meneruskan perjuangan dakwah para leluhur menjadi tanggung jawab yang harus dilakukan saat ini. “Momentum kali ini menjadi pengingat kita, juga rasa syukur kita bahwa apa yang kita dapat hari ini, keberkahan di desa ini tidak ujug-ujug teko (tiba-tiba datang), tetapi karena perjuangan dan doa yang panjang dari para masyayikh-masyayikh kita,” pungkasnya. [isa/but]
Komentar