Banyuwangi (beritajatim.com) – Sang Legenda KRI Dewaruci bersandar mulus di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. Kedatangan kapal legendaris Indonesia itu mendapat sambutan meriah oleh masyarakat Banyuwangi.
Kedatangannya, disambut lambaian tarian gandrung. Juga tampak ratusan siswa turut dalam kehadiran KRI Dewaruci itu.
Melihat sambutan itu, para Taruna AAL yang berada di atas kapal membalas dengan lambaian tangan khas. Mereka tampak memenuhi setiap sudut Sang Legenda hingga berada di atas tali kapal.
Tak hanya KRI Dewaruci, tapi ada kapal lain yang menyertai. Kapal itu adalah KRI Makassar yang turut bersandar di pelabuhan utara Banyuwangi itu.
Dua KRI itu, membawa 190 Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) yang akan melakukan latihan praktik pelayaran Jalasesya 2023.
BACA JUGA: Atlet Banyuwangi Jadi Andalan Indonesia di Kejuaraan Karate Internasional di Portugal
Rencananya, dua KRI itu akan bersandar di Banyuwangi. Keduanya pun dibuka untuk umum artinya warga dapat mengunjungi kapal tersebut.
KRI Dewaruci yang telah menjalani perjalanan keliling dunia ini merupakan cagar budaya nasional yang sudah ditetapkan Kemndikbud. Banyak nilai sejarah di kapal ini, selain juga sebagai etalase kebudayaan Indonesia.
KRI Makassar sendiri merupakan kapal LPD (Landing Platform Dock), yang mempunyai fungsi utama dalam operasi amfibi untuk mengangkut pasukan beserta seluruh perlengkapan dan kendaraannya seperti tank dan helikopter.
Usai sandar, para taruna yang dipimpin Perwira pelaksana latihan (Palaklat) Mayor Laut (P) Rendra Hariwibowo mengunjungi kantor pemkab dan diterima langsung Bupati Ipuk Fiestiandani.
BACA JUGA: Smart Kampung Banyuwangi, Aplikasi Lengkap buat Petani
Mayor Laut (P) Rendra menjelaskan taruna yang datang merupakan tingkat dua angkatan 71. Taruna dan Taruni AAL berasal dari berbagai korps, seperti Korps Pelaut, Korps Marinir, Korps Teknik, Korps Elektronika, Korps Suplai, dan Korps Kesatuan.
Banyuwangi, kata dia, dipilih sebagai tempat latihan Jalasesya karena posisinya yang strategis untuk latihan para kadet. Memiliki wilayah perairan yang luas hingga memiliki potensi besar dalam bidang maritim, baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, maupun keamanan.
“Ini merupakan program pendidikan praktek taruna. Salah satu alasan kami memilih Banyuwangi, untuk memberi pengalaman baru kepada para taruna agar lebih mengenal daerah-daerah maritim sekaligus memiliki potensi pariwisata yang indah,” terang Mayor Rendra.
Selain latihan di laut Banyuwangi, para taruna akan melakukan sejumlah agenda. Di antaranya mengunjungi sejumlah sekolah untuk sosialisasi AAL kepada para pelajar di Banyuwangi. Mereka juga akan melaksanakan karya bakti di Kampung Jopuro di Kecamatan Glagah.
“Kami akan melakukan bakti sosial dan melakukan kerja bakti bersama masyarakat setempat,” sambung Mayor Rendra.
BACA JUGA: Bupati Banyuwangi Temukan Banyak Potensi di Desa Kedungwungu
Komandan Lanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Indra Nusha Raspati, menambahkan latihan dan praktek Jalasesya merupakan bagian dari kurikulum pendidikan di AAL. Latihan ini bertujuan untuk mengenalkan dan menanamkan jiwa bahari dan kejuangan kepada Taruna dan Taruni AAL.
“Latihan dan praktek Jalasesya adalah salah satu tahapan penting dalam proses pembentukan karakter dan kompetensi taruna sebagai calon perwira. Mereka tidak hanya belajar tentang navigasi, operasi, dan taktik laut, tetapi juga tentang budaya, geografi, dan sosial masyarakat di berbagai daerah yang dikunjungi. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga dan bermanfaat bagi mereka,” jelas Indra.
Sementara itu, Bupati Ipuk berharap latihan ini dapat memberi pengalaman dan pengetahuan baru bagi para calon perwira TNI AL itu.
“Kami sangat senang Banyuwangi dijadikan lokasi pelatihan Jalasesya. Kami berharap para taruna bisa belajar banyak hal di wilayah perairan sini serta menikmati keindahan dan keramahan Banyuwangi,” ujar Ipuk. [rin/suf]
Komentar