Ekbis

Peternak Blitar Ungkap Penyebab Melonjaknya Harga Telur

Peternak Ayam di Blitar mengambil telur dari Kandang

Blitar (beritajatim.com) – Harga telur di pasaran kota dan Kabupaten Blitar melambung tinggi, yakni tembus Rp 32 ribu per kilogramnya. Peningkatan harga itu ternyata dipicu oleh melonjaknya harga pakan ayam, jagung.

Saat ini harga jagung kering di tingkat peternak telah mencapai Rp 6.200 per kilogram. Dengan posisi harga jagung seperti itu, maka secara otomatis akan harga telur juga melonjak.

“Kalau bicara penyebab ya pasti soal pakan lagi, saat ini harga jagung menyentuh angka Rp 6.200 per kilogram,” kata Irul, peternak ayam petelur asal Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar, Sabtu (20/5/23).

BACA JUGA:
Ini Penyebab Naiknya Harga Telur di Ngawi

Menurut peternak, sejak awal tahun harga jagung di tingkat peternak terus meroket. Peningkatan harga ini berlangsung secara bertahap. Hingga ujungnya harga jagung belah kering tembus di angka Rp 6.200 per kilogram.

Kondisi itu pun membuat biaya produksi peternak ayam petelur di Blitar membengkak. Untuk mengatasi hal itu, para peternak pun akhirnya menaikkan harga telur. Harga telur ayam dari kandang di Blitar kini dijual Rp 26 atau 27 ribu per kilogram.

“Sempat beberapa waktu lalu harga mencapai Rp 28 ribu, tapi turun kini harga berkisar Rp 26 hingga Rp 27 ribu per kilogram,” jelasnya.

Selain faktor harga jagung, berkurangnya populasi ayam petelur di Blitar juga jadi penyebab harga telur melonjak. Populasi ayam petelur di Blitar terus berkurang jumlahnya sejak 3 tahun terakhir.
Pandemi corona menjadi penyebabnya.

Peternakan ayam petelur di Blitar
Peternakan ayam petelur di Blitar

Banyak peternak yang gulung tikar akibat telur tidak bisa dijual keluar kota akibat adanya pembatasan aktivitas kegiatan yang diterapkan oleh pemerintah. Jumlah peternak ayam petelur pun berkurang drastis dari yang awalnya berjumlah 4 ribu orang, saat pandemi lalu tinggal 2 ribu peternak yang bertahan.

Bahkan dua tahun lalu harga telur di Blitar sempat menyentuh harga terendahnya yakni Rp 14 ribu. Hal itulah yang memicu jumlah peternak ayam petelur di Blitar satu persatu berguguran.

Dampaknya kini ketersediaan telur dari peternak juga berkurang. Di saat banyak permintaan yang datang justru ketersediaan telur tidak melimpah seperti dua tahun lalu, akibatnya harganya pun terkerek.

“Ya karena populasi ini, banyak yang afkir, Terus petani kita juga belum semuanya ke peternak ayam petelur lagi, karena pandemi itu benar-benar dampaknya luar biasa. Dari yang awalnya 4000 peternak, berkurang hingga 50%,” kata Sukarman, Ketua Koperasi Peternak Telur Blitar.

BACA JUGA:
Penyebab Harga Telur Ayam di Kota Malang Melambung Tinggi

Selain itu adanya serapan telur dari program pengentasan stunting yang dijalankan oleh pemerintah juga menjadi salah satu pendorong melonjaknya harga telur di pasaran.

Menurut Sukarman, sudah menjadi hal yang lumrah ketika ada sarapan telur dari pemerintah maka secara otomatis harga telur di pasaran juga akan terkerek naik. Dalam program pengentasan stanting yang dijalankan oleh pemerintah para peternak telur di Blitar mendapatkan jatah sebanyak 174 ton.

“Selain itu kan ada sarapan telur dari program stunting, mungkin yaitu jadi salah satu penyebab kenapa harga telur ini lumayan bagus beberapa pekan terakhir ini,” tandasnya. [owi/suf]

Apa Reaksi Anda?

Komentar