Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto meminta koperasi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, bergerak di sektor riil dan melakukan kerja sama antardaerah. Koperasi sebaiknya tak hanya bergerak di sektor pembiayaan.
“Sesuai semangat Presiden dan Menteri Koperasi kita, bahwa pada 2023, koperasi harus sudah bergerak dan terfokus di sektor riil. Di Jember ini, sektor riil sangat terbuka,” kata Hendy, saat berpidato, dalam acara peringatan Hari Koperasi, di alun-alun Kabupaten Jember, Kamis (27/7/2023).
“Kami punya pariwisata, kami punya UMKM, kami punya produk pertanian. Ada semua di Jember. Saya berharap bagi seluruh koperasi di Jember dan Jawa Timur mengadakan kerja sama antardaerah untuk kita bisa bersinergi berkolaborasi fokus di sektor riil,” kata Hendy.
Dengan demikian, lanjut Hendy, bukan hanya anggota koperasi yang memperoleh manfaat. “Masyarakat juga akan mendapatkan manfaat lebih luas,” katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Emil, Dardak mengatakan, sekitar 57 persen perekonomian Jawa Timur ditopang usaha mikro kecil menengah dan koperasi. “Jadi penting sekali bagaimana kita berpihak,” katanya.
Saat menjadi bupati Trenggalek, Emil membuat peraturan daerah yang mewajibkan waralaba modern untuk melibatkan koperasi. “Menerbitkan perdanya saja susah, karena dibilang itu bukan kewenangan kabupaten. Koperasi kewenangan di atasnya. Tapi saya bilang: kewenangan perdagangan ada di kabupaten,” katanya.
“Jadi bila seorang bupati sebagai pemegang kewenangan perdagangan, ingin mengedepankan koperasi, jangan takut dengan kewenangan. Karena kita harus melindungi koperasi sebagai pemegang kewenangan perdagangan di wilayah itu,” kata Emil.
Menurut Emil, awalnya banyak waralaba modern berjaringan yang meminta kompensasi. Namun ia jalan terus. “Dengan berbasis koperasi, rezeki mini market tidak hanya dinikmati satu orang atau satu keluarga, tapi oleh banyak masyarakat, termasuk toko kelontong yang tergusur dan tergeser mini market itu. Inilah indahnya koperasi,,” katanya. [wir]
Komentar