Siapa Dia

Warga Lansia Mojokerto Ini Raup Cuan Besar dari Budidaya Jangkrik 

Tarmuji (63) memberi makan jangkrik hasil budidayanya. [Foto : Misti/beritajatim.com]

Mojokerto (beritajatim.com) – Warga Dusun Kebonsari, Desa Sekargadung, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto sukses budidaya jangkrik. Dari budidaya hewan herbivora ini, Tarmuji (63) mampu meraup cuan hingga Rp 10 juta dalam sekali panen.

Lanjut usia (lansia) ini memiliki sembilan kandang yang ada di halaman depan dan belakang rumah. Ia memulai budidaya hewan dengan suaranya yang khas ini sejak empat tahun lalu. Setiap dua hari sekali, ia memberi makan jangkrik hasil budidayanya dan bisa dipanen setiap 27 hari sekali.

Cacahan daun kapuk duri satu ember pakan sudah cukup untuk sembilan kandang yang ia miliki. Ritme budidaya jangkrik yang dilakoninya terbilang sederhana. Tarmuji merawat telur jangkrik lalu menjualnya saat jangkrik umur 27 hari.

“Dua kali sehari harus diberi makan. Saat waktunya panen, sudah ada juragan dari Sidoarjo yang memasok telur dan membeli jangkrik. Saya beli telur jangkrik seharga Rp160 ribu/kg untuk ditetaskan di tiga kandang yang telah diisi dengan tatakan telur ayam,” ungkapnya, Rabu (8/2/2023).

Tatakan ini menjadi tempat bagi telur-telur jangkrik nantinya untuk menetas. Ia memberi makan untuk jangkrik umur 10 hari sampai 20 hari berupa daun kapuk duri dan jangkrik-jangkring miliknya kemudian akan diberi makan dengan batang dan daun pepaya.

“Kalau kapuk duri, sehari bisa sampai dua kali kasih makan. Kalau batang pepaya itu, sampai sehari tidak habis. Sekali panen, 1 kg telur jangkrik bisa menghasilkan 150 kg – 160 kg jangkrik. Saat ini, harga jangkrik mencapai Rp22 ribu per kg,” katanya.

Dalam sekali panen, Tarmuji menjelaskan, dengan sembilan kadang ia bisa meraup cuan sebesar Rp10 juta. Penghasilan tersebut bergantung dari kondisi jangkrik. Sebab, tidak semua jangkrik bisa tumbuh normal. Terlebih ketika musim penghujan seperti sekarang.

“Kalau musim penghujan, jangkrik mudah mati karena kondisi cuaca dingin. Makanya saya pasang lampu di kandang, supaya hangat. Sebab, kalau hujan terus begini banyak yang mati, kalau pas kemarin bisa bagus. Jangkrik ini banyak diburu para pecinta burung untuk pakan,” ujarnya.

Bapak dua anak ini mengaku, bisnis budidaya jangkrik lebih menguntungkan dibanding dengan penghasilan dari menggarap lahan pertanian. Dari bisnisnya ini, Tarmuji mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya bahkan sampai merenovasi rumah.

Melansir Wikipedia, jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang. Jangkrik memiliki tubuh kecil silindris, kepala hampir bulat dan sungut panjang seperti benang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang khas, yang dihasilkan oleh cengkerik jantan.

Suara ini digunakan untuk menarik kedatangan betina dan mengusir kehadiran jantan lainnya. Suara cengkerik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar. Di dunia dikenal sekitar 900 spesies cengkerik, termasuk di dalamnya adalah gangsir. [tin/but]

Apa Reaksi Anda?

Komentar

beritajatim TV dan Foto

BPOM RI Segel Jamu Tradisional di Banyuwangi

Korban Pelecehan Harus Berani Lapor

Coba Yuk Spa Kurma di Surabaya