Ragam

Catat Periode Cuaca Ekstrem Saat Mudik, Ini Pesan dari BMKG

Ilustrasi cuaca ekstrem. (Sumber: pexels)
Ilustrasi cuaca ekstrem. (Sumber: pexels)

Surabaya (beritajatim.com)Cuaca ekstrem diprediksi akan terjadi selama periode mudik lebaran 2023 di beberapa wilayah Indonesia.

Prediksi tersebut dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini dalam siaran pers, Senin (10/3/2023).

Cuaca ekstrem, yang dimaksudkan berupa hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat, kilat, dan angin kencang yang berpotensi terjadi pada periode 15-21 April 2023.

Berdasarkan laporan dari BMKG, wilayah yang diprediksi paling terdampak cuaca ekstrem ini, antara lain Aceh, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Papua.

Sementara itu, daerah lain juga disarankan meningkatkan kewaspadaan, antara lain Jawa Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jabodetabek, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Barat.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Landa Madiun Raya Hingga 15 April 2023

Untuk itu, bagi masyarakat yang berencana mudik lebaran pada periode tersebut, BMKG menghimbau untuk berhati-hati dan meningkatkan waspada, salah satunya dengan melakukan persiapan yang baik.

Apabila dirasa tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan, sebaiknya ditunda sampai menunggu cuaca kembali normal. Terutama bagi para pemudik di jalur darat dan juga laut.

Pengertian Cuaca Ekstrem

Sebagai informasi, dalam Peraturan KBMKG Nomor 009 tahun 2010, dijelaskan bahwa cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu.

Sedangkan cuaca ekstrem adalah meningkatnya fenomena alam tersebut secara tidak lazim dan dapat menimbulkan gangguan.

Cuaca ekstrem paling sering terjadi pada masa puncak musim penghujan yang sedang terjadi.

BACA JUGA: BMKG Sebut Jawa Timur Berpotensi Cuaca Ekstrem, Berikut Wilayahnya

Cuaca ekstrem dapat terjadi karena adanya aktivitas dinamika atmosfer di mana indonesia merupakan daerah pertemuan air dan memiliki penguapan yang kuat.

Hal ini juga berarti bahwa adanya Monsun Asia dimana adanya angin yang berhembus secara periodik dari Benua Asia menuju Benua Australia yang melewati Indonesia.

Faktor lain yaitu adanya suhu hangat permukaan laut di Indonesia dan sekitarnya yang memicu kondensasi menjadi awan hujan dan fenomena gelombang atmosfer. Gelombang atmosfer inilah yang kemudian dapat meningkatkan potensi udara basah di sejumlah wilayah di Indonesia yang menyebabkan hujan dan cuaca ekstrem.

Sementara itu, cuaca ekstrem beberapa hari kedepan ini terjadi karena terdapat sirkulasi siklonik di beberapa wilayah perairan, yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis. (kai/nap)

Apa Reaksi Anda?

Komentar