Politik Pemerintahan

Titik Kekeringan di Pamekasan Berkurang

Pamekasan (beritajatim.com) – Sebanyak 263 dusun yang tersebar di 73 desa di 10 kecamatan berbeda di kabupaten Pamekasan, mengalami kekeringan akibat musim kemarau pada tahun 2021.

“Titik kekeringan pada tahun ini lebih sedikit dibanding tahun lalu, di mana saat itu titik kekeringan tersebar di 311 dusun di 77 desa berbeda di Pamekasan,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Pamekasan, Ibnu Hajar, Kamis (9/9/2021).

Berdasar perakiraan BMKG Juanda Jawa Timur, puncak kemarau di Pamekasan diprediksi terjadi pada bulan (September) ini. “Terdapat dua jenis kekeringan yang terjadi di kabupaten Pamekasan, khususnya pada musim kemarau tahun ini, yakni kekeringan kritis dan kekeringan langka,” ungkapnya.

“Kekeringan kritis diprediksi terjadi di 30 desa berbeda, di mana jarak tempuh masyarakat dengan keberadaan air bersih lebih dari 3 kilometer. Sementara kekeringan langka terjadi di 43 desa berbeda, di mana sumber air bersih terdekat sekitar 500 hingga 3 kilometer,” imbuhnya.

Guna mengantisipasi sekaligus mengatasi persoalan tersebut, pihaknya menggandeng sejumlah instansi terkait untuk memenuhi kebutuhan warga. “Bulan ini kami akan melakukan dropping air bersih ke daerah terdampak kekeringan, tentunya dengan bekerjasama dengan PDAM dalam penyaluran air bersih,” jelasnya.

Sementara untuk mengatasi persoalan kekeringan di wilayah setempat, pihaknya juga merencanakan program jangka panjang. Salah satunya dengan melakukan program pengeboran, pipanisasi hingga pengembangan embung seperti di Kecamatan Kadur dan Pademawu.

“Hal itu kita lakukan sebagai salah satu langkah dan upaya untuk mengatasi kekeringan, sekaligus mengajak masyarakat untuk selalu melestarikan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan air di bawah tanah. Sehingga pada tiga hingga lima tahun kedepan, Pamekasan diharapkan bebas dari kekeringan,” pungkasnya. [pin/ted]



Apa Reaksi Anda?

Komentar