Jember (beritajatim.com) – Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Jember, Jawa Timur, menilai dua tahun kepemimpinan Bupati Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman belum sempurna dan membutuhkan kritik konstruktif.
“Kita harus obyektif menilai. Pemerintahan Pak Hendy dan Gus Firjaun tidak seperti lagu Andra And The Backbone yang berjudul Sempurna. Ada sisi kekurangan dan kelebihan,” kata Ketua DPC PKB Jember Ayub Junaidi, Jumat (3/3/2023).
Menurut Ayub, banyak faktor luar yang mempengaruhi pemerintahan Hendy-Firjaun. “Saat mereka dilantik pada 26 Februari 2021, Jember dihantam pandemi Covid-19. Saat itu parah-parahnya. Bagaimana mau ngomong program kerja, kalau semua anggaran dialihkan untuk penanganan Covid,” katanya.
“Hampir tiap minggu, aturan berubah. Surat edaran Menteri Dalam Negeri silih berganti. Siapa yang tidak pusing kepalanya? Bagaimana mereka mau bergerak, sementara di sisi lain baru dilantik. Seumpamanya pun ada program yang belum tercapai seratus persen, saya sangat memahami itu. Siapapun bupatinya. Seumpama Anda jadi bupati yang belum tentu seperti ini,” kata Ayub.
Baca Juga: PMII Jember Teriakkan 7 Tuntutan, Peringati 2 Tahun Hendy-Firjaun
PKB mengapresiasi pembangunan infrastruktur jalan pada masa pemerintahan Hendy-Firjaun. “Ini juga diapresiasi kepala daerah tetangga. Yang saya ingat Pak Thoriq (Bupati Lumajang Thoriqul Haq) menyampaikan ke saya, bahwa dalam hal pembangunan jalan kalah dengan Jember. Itu diakui di hadapan saya,” kata Ayub.
Namun, Ayub juga melihat adanya sejumlah program yang belum terlaksana baik. “Seharusnya tahun ini bupati menata, karena praktis tinggal setahun pemerintahan. Tolong bupati segera menata kota. Kota kita amburadul mulai dari kemacetan lalu lintas sampai pedagang kaki lima. Ini jadi permasalahan masyarakat Jember,” katanya.
Ayub meminta ada rekayasa lalu lintas yang tepat dan pengurangan jumlah lampu lalu lintas. “Persimpangan jalan yang tidak perlu ada lampu lintas seperti di perempatan Perumahan Argopuro, buat apa diberi lampu lalu lintas? Itu yang membuat macet. Kembalikan ke asalnya saja,” katanya.
Ayub meminta Bupati Hendy Siswanto mengajak pemangku kepentingan seperti perguruan tinggi untuk berembuk soal penataan PKL. “Buka tempat keramaian baru. Bukan hanya di alun-alun,” katanya. Alun-alun hendaknya benar-benar difungsikan untuk ruang terbuka publik tanpa ada pedagang kaki lima yang membuat kumuh.
Baca Juga: Anggota DPR RI: Bupati dan Wabup Jember Masih On The Track
Lapangan tenis di kawasan Kaliwates disarankan untuk dipindah ke kompleks olahraga Jember Sport Garden. “Jadi JSG betul-betul jadi pusat olahraga. Di sana semua ditata seperti di Taman Bungkul, Surabaya. Ada wifi bekerja sama dengan PT Telkom. Ada tempat bermain dan Pujasera,” kata Ayub.
Soal pelayanan kesehatan gratis, Ayub mendengar, masih ada masyarakat yang belum tahu. “Kalau pelayanan kesehatan level terbawah dilakukan dengan baik, masyarakat tidak harus ke rumah sakit rujukan. Bupati harus mengontrol anak buahnya. Kadang ada program bupati yang bagus, tapi tidak bisa dilaksanakan secara baik di bawah,” katanya.
Bupati diminta lebih aktif mendengar kritik dan masukan masyarakat di media sosial. “Pejabat publik di-bully itu sudah biasa, sudah konsekuensi,” kata Ayub.
Dalam sisa masa pemerintahan, Hendy-Firjaun diharapkan tetap berkonsentrasi pada sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. “Tiga ini selesai, insya Allah selesai. Pelayanan kesehatan ini semua termasuk penanganan stunting, dan jaminan pendidikan terhadap anak-anak kita. Sekolah sudah gratis dan tinggal disinkronkan dengan program Pemkab Jember,” kata Ayub.
“Kalau kemudian target pemerintahan Hendy-Firjaun tidak tercapai seratus persen, ya kita pahami. Dua tahun Covid, dan masa pemerintahan tidak sampai empat tahun. Tidak ada yang sempurna di dunia ini seperti lagu Andra and The Backbone,” kata Ayub. [wir/beq]
Komentar