Surabaya (beritajatim.com) – DPRD Surabaya akan panggil DP3APPKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) dan Dispendik (Dinas Pendidikan). Hal ini dilakukan buntut maraknya kasus kekerasan pada anak akhir-akhir ini.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya dari Fraksi PDIP Khusnul Khotimah mengaku sangat menyayangkan kasus kekerasan anak masih kerap terjadi di Kota Pahlawan dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Ini bertolak belakang dengan upaya Kota Surabaya untuk menyandang predikat Kota Layak Anak Dunia.
Seperti yang diketahui, pada Selasa (7/3/2023), telah terjadi pengeroyokan terhadap siswa kelas 9 SMPN 11 Surabaya. Akibatnya, anak berinisial MDDS harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena patah tulang tangan sebelah kiri setelah dikeroyok belasan pelajar SMP dan SMA.
Sepekan sebelumnya juga terjadi kekerasan pada anak di Rumah Aman milik Pemkot Surabaya. Diduga pelakunya adalah petugas Linmas yang berjaga di rumah tersebut.
Baca Juga: Polrestabes Surabaya Periksa Ibu Korban, Buntut Kekerasan di Shelter Anak Gayungan
“Tentu saya sangat menyayangkan kejadian ini terjadi. Apalagi dalam sebulan terakhir ini banyak kasus kekerasan pada anak. Mulai dari pelecehan seksual hingga kekerasan yang berakibat sangat fatal. Bahkan kekerasan ada yang terjadi di lingkungan pendidikan,” kata Khusnul, saat dikonfirmasi, Rabu (8/3/2023).
Menindaklanjuti masalah ini, Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya ini menyatakan, Komisi D DPRD akan memanggil dan melakukan rapat koordinasi dengan DP3APPKB dan Dispendik Surabaya, terkait kekerasan pada anak yang akhir-akhir ini terjadi secara berturut-turut.
“Kita bersyukur karena masyarakat saat ini sudah berani angkat bicara mengenai apa yang terjadi. Jadi Pemkot Surabaya harus tanggap. Jangan sampai kejadian seperti ini terus terulang. Kondisi ini tentu mengganggu persiapan Surabaya untuk menjadi Kota Layak Anak Dunia,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Pecat Oknum Pelaku Kekerasan di Shelter Anak Gayungan
Khusnul juga meminta untuk meningkatkan peran SAS (Sekolah Arek Suroboyo) yang telah dilaunching Wali Kota Surabaya pada November 2022 lalu.
SAS merupakan sekolah yang warganya memiliki komitmen meningkatkan mutu pendidikan, melalui upaya menciptakan ekosistem lingkungan sekolah aman, rekreatif, edukatif, dan kegotong-royongan yang berbasis potensi keunggulan sekolah. Program pemkot ini sebagai upaya penguatan karakter siswa.
“Kita tidak ingin kekerasan pada anak ini terus terulang. Sampai kapan ini akan terus terjadi? Makanya kami akan panggil DP3APPKB membahasnya bersama. Dimana letak permasalahannya dan dicarikan solusi,” katanya. [asg/beq]
Komentar