Jember (beritajatim.com) – KH Saiful Rijal yang akrab disapa Gus Saif memprotes acara ‘Nikahin Kasih’ yang digelar Bupati Hendy Siswanto. Bersama sejumlah pendukungnya, ia menemui Wakil Ketua DPRD Jember Ahmad Halim di gedung parlemen, Senin (28/8/2023).
Acara bertajuk Tasyakuran Bareng Jember Nikahin Kasih’ adalah acara perayaan ulang tahun Kasih Fajarini, istri Hendy Siswanto, yang digelar di Villa Koffie Afdeling Rayap, pada pukul 06.30 – 09.00, Jumat (25/8/2023). Acara tersebut mengundang para kepala organisasi perangkat daerah dan sejumlah tokoh di Jember dengan dress code baju era 1970-an.
Dalam pernyataan tertulisnya, pengasuh Pondok Pesantren As-siddiqi Putri itu menduga terjadi pelanggaran azas umum pemerintahan yang baik yang mengarah pada dugaan terjadinya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang dilakukan secara massal berjamaah, masif, terstruktur dan sistematis.
Gus Saif mempersoalkan penyelenggaraan acara pada jam kerja aparatur sipil negara. “Hadir semua pejabat utama Pemerintah Kabupaten Jember, yaitu bupati, wakil bupati, sekretaris daerah, semua kepala OPD, kepala bagian, camat dan beberapa pejabat lainnya. Pada hari dan jam dinas para pejabat Pemkab Jember tidak mengenakan pakaian dinas melainkan pakaian yang ditentukan dalam dresscode,” katanya.
Gus Saif juga menyebut sebagian besar undangan mengendarai kendaraan dinas dengan anggaran operasional dinas dan sopir dinas. Lebih jauh ia menuduh kegiatan itu dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Namun dalam pernyataan pers tersebut Gus Saif tidak mencantumkan bukti dugaan itu.
Lebih jauh, Gus Saif menduga adanya gratifikasi yang tidak dilaporkan, berupa hadiah ulang tahun kepada keluarga bupati dari undangan yang hadir. “Sebagian besar pejabat Pemkab Jember diundang dengan kekuatan relasi kuasa sebagai bupati Jember,” katanya.
Terakhir, Gus Saif menganggap kegiatan peringatan ulang tahun Kasih Fajarini ini, telah mencederai rasa keadilan masyarakat Jember. “Di tengah jalannya penyelenggaraan pemerintahan yang sedang menjadi sorotan dalam capaian angka stunting yang jeblok, dan angka kemiskinan serta pengangguran yang tinggi, justru bupati, wakil bupati, sekretaris daerah, dan pejabat utama Pemkab Jember tidak peka, tidak menunjukkan empati, tetapi malah larut dalam pesta pora bergaya selebritis,” katanya.
Kustiono Musti, perwakilan Lembaga Bantuan Hukum Bolosaif, meminta DPRD Jember melakukan interpelasi terhadap Bupati Hendy Siswanto. “Kami meminta wakil rakyat melakukan tabayun. Kalau orang peiorang tabayun itu bertanya. Kalau DPR ya interpelasi dong, untuk melakukan investigasi sedalam-dalamnya kenapa hal itu terjadi,” katanya.
Menanggapi itu, Ahmad Halim menyebut protes dan kritik yang dilakukan Gus Saif sebagai gerakan sosial. “Interpelasi sesuai ketentuan minimal diusulkan dua fraksi, dan itu mekanisme politik yang ada. Karena permintaannya tabayun, kami akan memberikan saran kepada bupati untuk menghindari kegiatan pribadi dengan menggunakan fasilitas negara,” katanya.
Dimintai konfirmasi terpisah, Bupati Hendy Siswanto menegaskan, acara tersebut diselenggarakan dengan biaya pribadi. “Itu duit pribadi. Namanya syukuran, tidak usah minta duite wong liyo. Itu duit pribadi, shodaqoh,” katanya.
Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat kemarin karena disesuaikan tanggal lahir Kasih Fajarini, istrinya. “Tidak mungkin ulang tahun tanggal 25 Agustus digeser pada 26 Agustus. Itu syukuran. (Mereka yang diundang) datang atau tidak datang terserah. Dan tidak semuanya datang. Banyak orang luar yang diundang, termasuk kerabat. Syukuran bareng. Itu saja. Tidak ada hal spesial,” kata Hendy. [wir]
Komentar