Gresik (beritajatim.com) – Nama Panji Gumilang, pendiri Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat yang kontroversial itu punya cerita sendiri di mata adik kandungnya, Abdul Wahib (64). Mantan Kepala Desa (Kades) Sembunganyar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik itu menyatakan, di desa kelahirannya, sang kakak itu gemar berbagi dengan masyarakat.
Ia menceritakan, setiap jelang Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, warga di sekitar lingkungannya mendapatkan beras 3 kilogram setiap orang. Beras itu dibagi secara merata.
Tidak heran bila warga Dusun Siraman, Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun, Gresik tersebut menganggap Panji Gumilang merupakan sosok yang bersosial tinggi
“Kakak saya itu gemar bersilaturahmi dengan warga. Jadi warga tahu betul jiwanya,” ujar Abdul Wahib kepada beritajatim.com, Sabtu (24/6/2023).
Bagi warga Dusun Siraman, Desa Sembunganyar, nama Panji Gumilang sudah begitu akrab. Saat penulis menanyakan tempat tinggalnya, salah satu warga mengarahkan ke Kepala Dusun (Kasun) Siraman yang merupakan anak dari Abdul Wahib.
“Rumahnya dekat tempat laundry, persis di belakangnya ada tulisan papan Kasun Siraman,” ujar salah satu perempuan paruh baya.
Baca Juga:
Masa Kecil Panji Gumilang di Gresik, Berjiwa Pemimpin
Rumah Kasun yang berukuran 10×15 meter itu seperti rumah lama. Bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu tersebut sengaja dibiarkan tidak direnovasi seperti bangunan sekarang.
“Ini rumah peninggalan orang tua kami yang sudah almarhum. Biasanya kakak saya Panji Gumilang saat menjelang lebaran datang kesini,” ungkap Abdul Wahib.
Kebiasaan Panji Gumilang yang gemar bersilaturahmi itu juga terpajang sejumlah foto dengan tokoh terkenal. Di antaranya mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao, dan Perdana Menteri Mari Alkatiri yang ditaruh di ruang tamu.
“Semua foto itu kami pasang sebagai bukti kakak saya mengkedepankan silaturrahmi. Soal pemberitaan yang menyangkut dirinya semua itu tidak benar. Jadi mohon dicermati,” paparnya.
Baca Juga:
Kecelakaan Sesama Pengendara Motor, Warga Sidayu Gresik Meninggal di TKP
Dirinya juga menceritakan alasan kakaknya mendirikan Pondok Pesantren Al Zaytun di Gantar, Indramayu. Ini setelah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Pesantren Gontor. Kata dari Gontor itu bila diucapkan orang Sunda berarti Gantar. Selanjutnya, mencari lahan di daerah tersebut untuk didirikan pondok pesantren yang saat ini berdiri.
Kini keberadaan pondok pesantren tersebut, diprotes masyarakat karena dianggap kontroversi. Masyarakat menilai pondok pesantren yang didirikan Panji Gumilang itu tidak sesuai dengan ajaran. Namun, semua kontroversi itu biar Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah yang memutuskan. [dny/beq]
Komentar