Ponorogo (beritajatim.com) – Operasi SAR (Obsar) pencarian orang hilang di hutan Desa Kedungbanteng Kecamatan Sukorejo terus dilakukan oleh BPBD Ponorogo.
Di hari kedua pencarian ini, ada penambahan personel dari relawan tagana, banser dan MTA. Kali ini ada 6 kelompok Search and Rescue Unit (SRU). Dimana dalam 1 SRU terdiri dari 10 personel.
“Pencarian hari kedua ini, ada tambahan relawan dari Tagana, Banser, dan SAR MTA. Jadi ada 7 SRU dengan personel masing-masing 10 orang,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono, Sabtu (2/10/2021).
Dari hasil evaluasi pencarian pada hari pertama, Budi menyebut ada 2 kendala yang dihadapi oleh para relawan. Kendala pertama tidak lain adalah luasnya wilayah hutan yang menjadi tempat pencarian.
Kemudian korban yang hilang, yakni bernama Sri Mulyati (37) sudah sejak tanggal 20 September menghilang dari rumah. Nah, baru dilaporkan tanggal 30 September, artinya sudah 10 hari hilang, baru dilaporkan atau dilakukan pencarian.
“Melihat kondisi fisik, Bu Sri Mulyati sehat-sehat saja. Otomatis 10 hari berjalan, ya bisa dibayangkan pasti sudah jauh,” katanya.
Hasil pencarian kemarin (1/10), dari titik warga melihat korban pada tanggal 26 September, relawan sudah menyusuri hampir 1 kilometer. Penyusuran juga dilakukan lewat darat dan sungai.
Budi mengumpulkan informasi dari pihak keluarga, saksi dan masyarakat. Tidak hanya itu, sebagai salah satu bentuk usaha, pihak keluarga juga mendatangkan paranormal atau orang pintar untuk memberi langkah atau prediksi pencarian para relawan.
“Berbagai usaha sudah kita tempuh, salah satu mendatangkan paranormal. Mungkin bisa melihat dengan kasat mata,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 50 relawan dari BPBD Ponorogo dikerahkan untuk mencari warga Ponorogo yang hilang. Ya, personel yang identik dengan seragam orange itu, mendapatkan laporan adanya orang hilang di hutan Desa Gedungbanteng Kecamatan Sukorejo Ponorogo.
Orang yang hilang itu bernama Sri Mulyati (37). Dia meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan keluarga sejak tanggal 20 September lalu.
“Ada informasi bahwa ada warga yang mengetahui korban berada di dekat hutan Desa Kedungbanteng pada tanggal 26 September 2021). Maka fokus pencarian hari ini di hutan tersebut,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono.
Karena luasnya hutan yang menjadi fokus pencarian, personel pencarian korban itu dibagi menjadi 4 kelompok Search and Rescue Unit (SRU). Dimana dalam 1 SRU terdiri dari 8 personel. Mereka akan dibagi menjadi beberapa titik pencarian. Dengan patokan, pencarian dimulai dari saksi mata yang melihat korban pada tanggal 26 September lalu.
“Ada yang menyusuri dengan berjalan kaki ada juga yang membawa sepeda motor. Kita kasih radius minimal 500 meter hingga 1 kilometer dari titik awal pencarian,” ungkap Budi sapaan akrab Setyo Budiono. (end/ted)
Komentar