Mojokerto (beritajatim.com) – Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati meresmikan rumah kaca pintar Smart Green House (SGH) di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH), Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Peresmian SGH tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas usaha pertanian dan kualitas produk yang dihasilkan di Kabupaten Mojokerto.
Program SGH yang diinisiasi oleh Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman (YLHS) dengan Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto tersebut merupakan salah satu rumah kaca pintar yang berbasis teknologi smart farming serta dapat dikendalikan dari jarak jauh. Selain itu, kelebihan dari SGH itu sendiri dapat memberikan informasi yang sistematis.
Yakni terkait suhu, kelembaban, irigasi pada tumbuhan yang ditanam di SHG, serta dapat mengatur nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman baik dari segi dosis maupun waktu. Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini juga berkesempatan meninjau langsung serta mengoperasikan teknologi SGH dengan berbagai fitur.
Seperti modul centre desire yang berfungsi sebagai bagian utama dari automasi SGH, selanjutnya terdapat shading yang dapat menyerap panas hingga 50 persen. Terdapat pula cooling system yang berfungsi untuk mendinginkan ruangan serta terdapat side vent yang berfungsi untuk mengoptimalkan suhu ruangan dan menjaga sirkulasi udara di dalam ruangan.
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengapresiasi atas diresmikannya SGH sebagai wujud dalam mengembangkan teknologi pada sektor pertanian. Bupati menilai, SGH yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, dapat menjadi salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan yang lebih sehat untuk masyarakat.
“Memang kedepan mau tidak mau kita harus mengaplikasikan digital farming, di sisi yang lain masalah pertanian organik juga merupakan satu hal yang menjadi suatu keharusan. Selain berbasis pada IT, SGH yang memiliki berbagai manfaat seperti sistem tanam (budidaya) dapat stabil, dapat menjaga kualitas produk, mengurangi tenaga kerja, meningkatkan pendapatan, serta tidak mengenal musim,” ungkapnya, Rabu (15/3/2023).
Orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto ini menilai, hal tersebut sangat bermanfaat bagi para petani yang tidak memiliki lahan pertanian yang luas serta dapat dilakukan dengan satu orang saja. Bupati berharap, kedepannya SGH di PPLH Desa Seloliman dapat menjadi percontohan dan pembelajaran digital farming bagi masyarakat.
“Kedepannya usaha pertanian dapat disambi dengan lainnya, ini cocok sekali,” bebernya. Mudah-mudahan PPLH Desa Seloliman bisa merawat dan menjadi pusat pembelajaran digital farming dengan tanaman-tanamannya,” harapnya.
Sementara itu, Direktur YLHS, Suroso menjelaskan, SGH yang berbasis pada teknologi digital dapat menjadi daya tarik para anak muda untuk menekuni dunia pertanian. Karena permasalahan terkait biaya yang besar pada perawatan dan pengairan dapat diantisipasi dengan mengendalikan produksi pertanian dari jarak yang jauh atau dirumah.
“SGH ini dengan teknologi terbarukan sangat efektif dan efisien untuk menjawab permasalahan kaum milenial untuk tertarik di sektor pertanian yang notabene pertanian kotor tetapi dengan pendekatan teknologi ini akan menjadi jawabannya, artinya teknologi ini sangat efektif dan efisien,” jelasnya. [tin/but]
Komentar