Pendidikan & Kesehatan

Kisah Mahasiswa Asing FEB Unisma Berpuasa Ramadhan di Indonesia

mahasiswa asing unisma
Ngobas FEB Unisma, mahasiswa internasional bagikan kisah saat jalankan puasa ramadhan di Indonesia (Foto: Istimewa)

Malang (beritajatim.com) – Mahasiswa asing Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma) berbagi kisah menjalankan ibadah puasa Ramadhan di Indonesia. Kisah itu berasal dari tiga mahasiswa yang berasal dari Uzbekistan, yaitu Shakhzod Tulaganov, Sevara Sultanova, dan Ravshan Habiyev, dan seorang mahasiswa asal Brunei Darussalam, Irfan Hadeef Adam.

Kisah mereka disampaikan pada agenda kegiatan bertajuk Ngobas dari Tim Studio Marketing & Entrepreneurship bekerjasama dengan program IDD Talk FEB Unisma. Podcast edisi yang ke 12 tersebut begitu spesial karena dilakukan saat Bulan Suci dengan diikuti mahasiswa asing yang sedang belajar di FEB Unisma.

Podcast ini dipandu Direktur IDD FEB Unisma Erfan Efendi dan Ketua Laboratorium Studio Marketing dan Entrepreneurship, Denny Chandra. Dekan FEB Unisma, Nur Diana, SE., M.Si menyampaikan rasa bahagianya karena beberapa mahasiswa asing bisa belajar langsung di FEB Unisma dan merasakan suasana di Indonesia.

Baca Juga:
Bawa Kabur Dana Konser Ngalamfest, Zamzam Dafiq Ternyata Sudah DO dari Unisma

“Hal ini menunjukkan jika berbagai upaya internasionalisasi di Fakultas sudah berbuah hasil yang konkrit. Kami harap mahasiswa internasional bisa belajar dengan baik dan mampu menimba berbagai pengalaman selama masa studi,” kata Diana, Sabtu (8/4/2023).

Dekan FEB Unisma bersama mahasiswa internasional (Foto: Istimewa)

Diana menambahkan bahwa langkah internasionalisasi FEB Unisma juga ditempuh dengan hadirnya berbagai program. Seperti seminar, international community services, podcast, conference, berkunjung ke industri dan berbagai kegiatan lainnya.

“Tujuannya untuk memberi kesempatan bagi mahasiswa asing sehingga mereka bisa memperoleh pembelajaran dan pengalaman secara optimal,” ujarnya.

Pada podcast tersebut, para mahasiswa berbicara tentang pengalaman dan tantangan yang dihadapi ketika menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan di Indonesia. Mereka berbicara tentang perbedaan tradisi dan budaya antara negaranya dan Indonesia. Mahasiswa asing itu juga menceritakan cara beradaptasi dengan lingkungan baru di Indonesia.

Baca Juga:
Unisma Buat Kerjasama Internasional Kembangkan Kewirausahaan

“Memiliki kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa di Indonesia adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Di Uzbekistan mungkin terasa lebih susah karena musim panas yang terasa panas. ” kata salah satu mahasiswa bernama Ravshan Habiyev pada podcast tersebut.

“Saya belajar banyak tentang budaya dan tradisi di Indonesia, dan saya merasa lebih terhubung dengan masyarakat setempat. Saya juga kaget saat tahu ada muslimah ikut sholat tarawih di Masjid karena di Uzbekistan wanita tidak sholat tarawih ke masjid,” sambungnya.

Semnetara itu, mahasiswa dari Brunei Irfan Hadeef Adam menambahkan kalau suasana di Brunei dan Indonesia masih tidak jauh berbeda. Hal itu karena kedua negara masih berdekatan secara geografis. Namun secara suasana Irfan merasa lebih suka dan nyaman di Indonesia.

“Hal paling sulit saat berpuasa di Indonesia adalah rasa rindu kepada keluarga. Saya sangat Rindu berpuasa bersama keluarga.Di Brunei yang berbeda dari Indonesia dari segi suasana. Di Indonesia lebih prefer, lebih indah dan tidak panas,” kata Irfan Hadeef Adam. [dan/beq]



Apa Reaksi Anda?

Komentar