Surabaya (beritajatim.com) – Sempat gagal lima kali masuk Fakultas Kedokteran di lima kampus, Maya Rafida akhirnya berhasil diterima oleh UM Surabaya. Hebatnya, ia berhasil membuktikan diri sebagai mahasiswa berprestasi.
Maya berhasil meraih nilai tertinggi pada Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Padahal, ujian ini terbilang sulit. Namun ia sukses untuk melewatinya. Sebelumnya, Maya juga pernah mendapatkan predikat cumlaude di jenjang S1 dan jenjang profesi, dengan IPK 3,81.
Maya menceritakan, bahwa dirinya pernah ditolak oleh lima kampus dan itu sempat membuatnya down. Syukur, di percobaan keenam dia berhasil diterima UM Surabaya.
Perempuan kelahiran Sumenep, Madura ini mengungkapkan bahwa sejak kecil dirinya memang tertarik dengan dunia kesehatan. Kedua orang tuanya pun mendukung penuh cita-citanya untuk menjadi seorang dokter.
“Sewaktu kecil saya sering menyaksikan orang-orang sakit dan berobat di Puskesmas dekat rumah. Saya selalu penasaran dengan sakit yang ia alami,” tuturnya, Rabu (15/3/2023).
Maya mengaku, dengan menjadi dokter dirinya bisa menyalurkan jiwa sosial. Selain itu, dengan menjadi dokter juga akan mendatangkan banyak manfaat bagi orang lain dan diri sendiri. Kemantapan hati Maya untuk masuk kedokteran, juga karena keluarganya tidak ada yang berlatar belakang dokter.
“Saya meyakini profesi ini akan selalu dibutuhkan, tak peduli seperti apa perkembangan zaman. Peluang untuk menjadi dokter akan selalu terbuka karena perannya di dunia selalu dibutuhkan banyak orang,” katanya.
Di kesempatan sama, Ia pun membagikan sejumlah tips agar mudah menghadapi OSCE. Salah satunya belajar menggunakan metode memahami, bukan menghafal. Sebab, kebanyakan peserta gagal karena mereka hanya sekedar menghafal.
“Banyak peserta gagal ketika OSCE lantaran mereka sekadar menghafalkan gejala, pemeriksaan dan terapi. Ketika soal atau situasi OSCE diubah langsung bingung,” jelasnya.
Maya menyebut, berlatih menjadi hal penting. Berlatih pun bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya belajar dari video-video youtube. “Jangan lupa juga untuk belajar checklist atau referensi yang dirujuk oleh dosen, karena itu juga yang akan dijadikan rujukan penilaian,” katanya.
Selanjutnya, mengingat semua prosedur, termasuk cuci tangan. Sebab, cuci tangan sering menjadi indikator penguji bahwa peserta ujian memulai mengerjakan prosedur dan soal dengan baik dan tepat. “Saat praktik, kalian akan semakin paham bahwa cuci tangan sangat penting, salah satunya untuk mencegah infeksi yang ditularkan dari tenaga kesehatan kepada pasien,” ujar Maya.
Terakhir adalah tenang dan yakin. Kata dia, kunci OSCE yang harus ditekankan dalam diri secara khusus adalah tenang dan yakin. Karena kepanikan kerap menyerang saat berada di dalam ruang ujian maupun saat membaca soal. [ipl/but]
Komentar