Tulungagung (beritajatim.com) – Sebentar lagi Kabupaten Tulungagung akan merayakan Hari Jadi ke-818 yang bertepatan dengan tanggal 18 November 2023. Terhitung sejak tanggal 18 November 1205 yang ditandai dengan pemberian penghargaan dari Kerajaan Daha.
Tidak banyak yang tahu mengenai sejarah dan asal usul Kabupaten Tulungagung. Padahal, di Tulungagung inilah, ditemukan salah satu fosil manusia purba yang telah menghuni wilayah selatan Pulau Jawa ini jutaan tahun lalu.
Tidak hanya itu, Wilayah Tulungagung telah dihuni oleh manusia sejak zaman prasejarah, dibuktikan dengan ditemukannya beberapa situs purbakala, seperti Situs Candi Gayam di Kecamatan Rejotangan, Situs Candi Sumberbesuki di Kecamatan Kauman, dan Situs Candi Gebang di Kecamatan Boyolangu.
Sejarah Tulungagung
Pada masa Kerajaan Mataram Kuno, wilayah Tulungagung merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pada masa ini, wilayah Tulungagung dikenal sebagai daerah penghasil kuda yang berkualitas. Kuda-kuda dari Tulungagung banyak digunakan oleh pasukan Kerajaan Mataram Kuno dalam peperangan.
Baca Juga: UMR di Jogja Paling Kecil, UMP 2024 Didesak Jadi Rp4,5 Juta
Pada masa Kerajaan Majapahit, wilayah Tulungagung merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit. Pada masa ini, wilayah Tulungagung dikenal sebagai daerah penghasil beras yang berkualitas. Beras dari Tulungagung banyak dikirim ke berbagai daerah di Nusantara.
Pada masa Kerajaan Demak, wilayah Tulungagung merupakan bagian dari Kerajaan Demak. Pada masa ini, wilayah Tulungagung dikenal sebagai daerah penghasil garam yang berkualitas. Garam dari Tulungagung banyak dikirim ke berbagai daerah di Nusantara.
Pada masa Kerajaan Mataram Islam, wilayah Tulungagung merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Pada masa ini, wilayah Tulungagung dikenal sebagai daerah penghasil marmer yang berkualitas. Marmer dari Tulungagung banyak dikirim ke berbagai daerah di Nusantara.
Baca Juga: Eri Cahyadi Ancam Tutup RHU dan Panti Pijat di Surabaya yang Salahi Aturan
Pada masa Kesultanan Mataram, wilayah Tulungagung merupakan bagian dari Kesultanan Mataram. Pada masa ini, wilayah Tulungagung dikenal sebagai daerah penghasil gula aren yang berkualitas. Gula aren dari Tulungagung banyak dikirim ke berbagai daerah di Nusantara.
Pada masa Pendudukan Belanda, wilayah Tulungagung merupakan bagian dari Hindia Belanda. Pada masa ini, wilayah Tulungagung dikenal sebagai daerah penghasil kopi yang berkualitas. Kopi dari Tulungagung banyak dikirim ke berbagai negara di Eropa.
Pada masa Kemerdekaan Indonesia, wilayah Tulungagung menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada masa ini, wilayah Tulungagung terus berkembang menjadi daerah yang maju dan modern.
Baca Juga: Perampokan di Hotel Telaga Ngebel, Ada 63 Adegan Rekonstruksi
Asal-usul Tulungagung
Asal-usul nama Tulungagung memiliki beberapa versi. Versi pertama menyebutkan bahwa Tulungagung bermakna sumber air yang besar. Hal ini dikarenakan wilayah Tulungagung dipenuhi oleh banyak sekali sumber mata air. Versi kedua menyebutkan bahwa Tulungagung bermakna pertolongan yang besar.
Hal ini dikarenakan wilayah Tulungagung pernah dibantu oleh seorang pemuda bernama Joko Baru yang berhasil mengeringkan daerah yang tergenang banjir. Versi ketiga menyebutkan bahwa Tulungagung bermakna tanggul yang tinggi. Hal ini dikarenakan wilayah Tulungagung berada di dekat Sungai Brantas yang sering meluap.
Hari Jadi Kabupaten Tulungagung
Hari Jadi Tulungagung ditetapkan pada tanggal 18 November 1205, yaitu ketika Kerajaan Daha atau Kadiri masih berjaya. Pada tanggal tersebut, masyarakat Thani Lawadan di selatan Tulungagung, mendapatkan penghargaan dari Raja Daha terakhir, Kertajaya, atas kesetiaan mereka kepada Raja Kertajaya ketika terjadi serangan musuh dari timur Daha.
Baca Juga: Kopri UM Malang Lakukan Cek Kesehatan Ratusan Orang
Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Tulungagung memiliki potensi yang besar dalam berbagai bidang, seperti pertanian, perkebunan, pertambangan, industri, dan pariwisata. Tulungagung juga merupakan salah satu daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia. (ian)
Komentar