Kediri (beritajatim.com) – PDI Perjuangan harus kehilangan kader muda potensial asal Kediri Regina Nadya Suwono.
Anggota DPRD Kota Kediri cantik itu mundur dari PDIP, pada Selasa (4/4/2023) kemarin.
Selain cantik dan termuda, ternyata Regina juga peraih suara terbanyak pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 lalu.
BACA JUGA : PDIP Tanggapi Pengunduran Diri DPRD Kota Kediri Cantik
Di kancah politik Kediri, sepak terjang Rere tidak bisa dianggap remeh.
Sebagai pendatang baru, perempuan kelahiran Kediri, 7 Oktober 1996 ini langsung menggebrak.
Berangkat dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Kota Kediri dengan nomor urut 3 dari PDIP, Rere meraih suara mayoritas.
Dia berhasil meraup sebanyak 4.083 suara dalam kontestasi politik 4 tahun lalu dan menobatkan dirinya sebagai peraih suara terbanyak.
BACA JUGA : Anggota DPRD Kota Kediri Cantik Ini Mundur dari PDIP
Sebelum terjun di dunia politik, putri seorang pengusaha perhotelan di Kediri ini terlebih dahulu menyelesaikan studinya di Australia.
Regina adalah alumni dari RMIT University Melbourn, Australia yang mengambil program Foundatuon Studies, Gerenal pada tahun 2024 hingga 2025.
Lalu dia menuntaskan pendidikannya di RMIT dan memperoleh anugerah ijazah Bachelor’s Degree Communication and Media Studies.
Belum ada penjelasan lebih rinci alasan Rere mundur dari PDIP.
BACA JUGA : Duta Ekonomi Kreatif 2023 Kota Kediri, Tak Sekadar Cantik dan Pintar
“Untuk sekarang yang bisa saya klarifikasi itu dulu. Bahwa, surat sudah saya layangkan dan saya tak kembali fokus kerja. Apa yang harus saja kerjakan kembali ke rakyat,” jawab Regina singkat saat dikonfirmasi, pada Rabu (5/4/2023).
Tetapi, Ketua Fraksi PDIP Kota Kediri Sujoko Adi Purwanto mengaku, sebelum Rere mundur PDIP telah melakukan proses pemecatan terhadap yang bersangkutan.
Mundurnya Regina sebagai peraih suara terbanyak, menurut Joko tidak akan mempengaruhi perolehan suara PDIP pada Pileg 2024 mendatang.
BACA JUGA : Emak-Emak di Kelurahan Pojok Kota Kediri Terkesan dengan Gaya Sosialisasi Anggota DPRD Cantik Ini
“Tidak masalah. Bagi kita suara itu tidak menentukan suatu perubahan dalam pemilu ke depan. Malah justru masyarakat ini beranggapan yang lain. Oh ternyata calon baru itu hanya untuk mencari pekerjaan, bukan untuk berjuang bagi masyarakat,” terang Joko.
Joko juga mengingatkan kepada seluruh kader untuk menjaga komitmennya terhadap PDIP. Sebab, seluruh perintah partai adalah kewajiban yang harus dijalankan.
“Komitmen kita itu kendaraan kita PDIP, kalau kurang nyaman kenapa dari dulu tidak mundur saja. Partai, tidak ada ukuran nyaman dan tidak nyaman. Tetapi peritah partai harus kita jalankan,” tegas Joko. [nm/ted]
Komentar