Politik Pemerintahan

Pemkab Ngawi Bakal Telusuri Sejarah Kertonegoro, Pejuang Melawan VOC

Wabup Ngawi Dwi Rianto Jatmiko saat menghadiri sarasehan bedah buku Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Ngawi
Wabup Ngawi Dwi Rianto Jatmiko saat menghadiri sarasehan bedah buku Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Ngawi

Ngawi (beritajatim.com) – Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko mengaku ada rasa anteb ati terkait Makam Kertonegoro di Desa/Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Meski pihaknya meyakini jika Makam Tersebut merupakan makam Kertonegoro yang merupakan pejuang melawan VOC di era Kadipaten Jogorogo.

“Karenanya, akan segera kami bentuk Dewan Kebudayaan yang embrionya dari Dewan Kesenian. Tentunya, nanti bukan hanya sejarah Kertonegoro saja tapi termasuk seni dan budaya di Ngawi,” kata Mas Antok, sapaan akrab Wabup Ngawi Dwi Rianto Jatmiko usai sarasehan bedah buku Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Ngawi, Kamis (8/6/2023).

Mas Antok menjelaskan, jika dalam sarasehan itu turut mengajak pemerhati budaya, pelaku seni, serta para intelek yang bakal mengkaji terkait produk dari Peraturan Bupati tentang Pokok Pikiran Kabupaten Ngawi pada 2018 lalu.

“Tentunya dengan dewan kesenian nanti banyak referensi yang akan diperkaya. Cakupannya jadi lebih luas dari sekedar kesenian ya. Sehingga nanti lebih komprehensif. Supaya pewarisan pengetahuan kepada anak cucu nanti bisa lebih kaya,” kata Mas Antok.

Terpisah, salah satu aktivis sejarah Ngawi Agus Fathoni mengapresiasi labgkah Pemkab Ngawi yang bakal membentuk dewan kebudayaan untuk menggali fakta sejarah. Belakangan, kabar yang dia dapat dinas terkait bakal mencari dokumen sejarah sampai ke Keraton Jogja dan Solo untuk mencari tahu sejumlah fakta sejarah termasuk Kertonegoro, nama yang legendaris di Ngawi.

BACA JUGA:

Pedagang Makanan di Ngawi Pakai Cabai Kering dan Segar untuk Sambal 

“Sekaligus, untuk ziarah makam leluhur menjelang Hari Jadi tanggal 7 Juli nanti juga akan diubah. Karena Pemkab Ngawi meyakini makam Kertonegoro yang ada di Sine Ngawi itu pejuang, jadi bukan bupati ketiga Ngawi seperti yang selama ini dinarasikan oleh pemkab sendiri,” kata Atong, sapaan akrab Agus Fathoni.

Dia mengharap segera ada kepastian dan bukti sejarah yang valid terkait Makam Kertonegoro di Ngawi. Sehingga pemakaian nama Kertonegoro untuk Terminal Kertonegoro juga tidak keliru asal muasalnya. [fiq/kun]


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar