Jember (beritajatim.com) – Feni Purwaningsih, legislator Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyindir orang-orang yang tak keberatan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
“Kenaikan harga BBM pasti memunculkan multiplier effect. Semua harga pasti akan naik. Pemerintah seharusnya punya solusi yang tidak membebani rakyat. Banyak solusi, seperti solusi (penghentian proyek) Ibu Kota Negara Nusantara dan proyek-proyek yang tidak terlalu penting. Intinya pada skala prioriras,” kata Feni, ditulis Rabu (14/9/2022).
Menurut Feni, survei sudah menunjukkan penolakan mayoritas warga terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi. Survei Poligov Strategic Consulting menunjukkan 80 persen masyarakat tidak setuju dengan kebijakan pemerintah itu. Indikator Politik Indonesia merilis, berdasarkan hasil survei, 78,7 persen warga menilak kenaikan harga BBM bersubsidi.
“Pendukung Jokowi dan Prabowo saat pemilihan presiden sama-sama menolak. Kalau tidak menolak, berarti pura-pura bahagia. Tidak mungkin, karena ketika harga BBM naik semua pasti terimbas,” kata perempuan berkacamata ini.
Solusi memberian bantuan langsung tunai (BLT) dinilai tak akan banyak berdampak untuk mendongkrak atau mempertahankan daya beli masyarakat, terutama warga miskin. “Rakyat miskin di Indonesia ada berapa? Apalagi yang rentan miskin tidak mendapat (bantuan). Padahal yang rentan miskin habis ini menjadi miskin, menambah angka kemiskinan,” kata Feni.
Feni mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Jember agar memperbaiki fasilitas dan pelayanan transportasi umum. Dengan demikian masyarakat memilih menggunakan transportasi umum untuk berangkat ke tempat kerja maupun sekolah daripada menggunakan kendaraan pribadi. Ini akan berimbas pada penghematan konsumsi BBM. “Insya Allah akan mengurangi. Apalagi Jember mulai macet di mana-mana,” katanya.
Feni juga berharap DPRD Jember mengundang Bank Indonesia dan Tim Pengendali Inflasi Daerah untuk memperoleh paparan mengenai kondisi ekonomi terkini dan antisipasi inflasi ke depan. “Ini penting agar kita bisa menghadapi kenyataan dan tidak lari dari kenyataan,” katanya.
Kenaikan harga BBM memunculkan dilema di kalangan pengusaha yang memiliki pekerja. “Mau menaikkan gaji susah. Bisa-bisa gulung tikar. Tapi kalau gaji tidak dinaikkan ya kasihan juga karyawan. Ini pilihan sulit,” kata Feni. [wir/kun]
Komentar