Magetan (beritajatim.com) – Lahan seluas 18,5 hektar di Kelurahan Tinap Kecamatan Sukomoro bakal ditanami bambu oleh Pemkab Magetan. Untuk apa? Rencananya, bambu yang ditanam di lahan tersebut merupakan bambu yang diimpor dari beberapa negara di dunia.
Bupati Magetan Suprawoto berdalih jika bambu tersebut untuk menguatkan ikon bambu di Magetan. Agar, bambu tidak tinggal cerita di Magetan. “Kenapa bambu? Karena bambu itukan merupakan ikon dari Kabupaten Magetan, jangan sampai (bambu) ini tinggal cerita di Magetan,” ungkap Suprawoto saat meninjau langsung calon lahan Eco-Bamboo Park bersama jajaran OPD terkait di Kelurahan Tinap, Kecamatan Sukomoro, Senin (19/6/2023).
Dia ingin masyarakat membayangkan Eco-Bamboo Park ini jangan dibayangkan seperti hutan bambu biasanya. Pihaknya sudah kerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) untuk konsep wisata tersebut, dan akan kita tata sedemikian rupa sedangkan untuk orientasinya nanti adalah wisata.
“Penanaman bambu pada bulan Agustus tahun ini dan akan ditanami varietas bambu dari seluruh dunia sedangkan untuk pengembangan serta pembangunannya nanti akan dilaksanakan secara multi years,” terang Mantan Sekjen Kementerian Kominfo itu.
Alumnus UGM itu mengklaim proyek pembangunan Eco-Bamboo Park ini telah sampai ke ‘telinga’ Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Kemarin Pak Muchlis (Kadis LH Magetan, Saif Muchlissun) telah diminta presentasi di Kementerian,” pungkasnya.
Dia mengharap agar wisata bambu itu bisa mendongkrak ekonomi. Meski, selama ini Kecamatan Sukomoro sudah terkenal dengan jeruk pamelo. [fiq/kun]
BACA JUGA:
Komentar