Politik Pemerintahan

73 Kasus Suspect Chikungunya di Magetan, Masyarakat Diminta Galakkan PSNĀ 

Magetan (beritajatim.com) – Saat musim penghujan, kasus suspect chikungunya di Magetan capai 73 kasus. Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Magetan Agoes Yudi Purnomo membenarkan menurut data laporan suspect terdapat 73 kasus.

Semua kasus itu berada di wilayah Puskesmas Candirejo atau wilayah Kecamatan Magetan. Sebarannya yakni Desa Baron sebanyak 38 kasus, Kepolorejo 19 kasus suspect, Desa Candirejo 16 kasus suspect.

Agoes mengatakan jika seluruh kasus itu sudah diambil beberapa sampling. Dan terbanyak dari Candirejo diambil 7 samling semuanya positif Chikungunya. Pun, dia meminta masyarakat agar lebih giat dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Pemberantasan sarang nyamuk bukan sekadar menutup tampungan air bersih, mengubur barang yang berpotensi membuat genangan air, dan menguras tampungan air. Tapi termasuk, membersihkan selokan yang menggenang. Pun, menjaga kebersihan lingkungan rumah.

“Karena mayoritas nyamuk dewasa bertelur itu di lingkungan di luar rumah warga. Nah, untuk wilayah Baron dan lokasi lain yang sudah disebutkan tadi, banyak sekali barang bekas yang terdapat genangan air, sehingga digunakan nyamuk untuk bertelur,” lanjut Agoes.

Pihaknya sudah menyampaikan pada masyarakat di kawasan yang terdapat pasien yang terjangkit Chikungunya agar selalu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar agar tidak mudah menjadi sarang nyamuk. Serta, pola hidup bersih dan sehat juga harus tetap diutamakan agar selalu terhindar dari penyakit.

“Ini pengetahuan mendasar, tapi jika bukan masyarakat sendiri yang memulai menjaga kebersihan lingkungan tentu penyakit ini bisa saja kembali muncul. Mengingat jika indukan nyamuk jadi vektor, anak-anak nyamuk ini juga jadi vector. Baik virus dengue hingga chikungunya,” pungkasnya.

Terpisah, Sutini warga RW 02 Desa Baron Kecamatan Magetan mengungkapkan putranya kini masih mengalami gejala chikungunya. Pun dirinya mengaku sejauh ini banyak tetangganya yang lain yang terkena.

“Nyeri sendi, sendi tangan dan kaki. Anak saya kelas II SD ini masih menjalani pemulihan di rumah,” kata Sutini.

Usut punya usut, selokan yang berjarak sekitar 15 meter dari rumah Sutini mampet. Ada batu bata yang menyumbat aliran ditambah adanya sampah di selokan yang menyumbat aliran air.

Pantauan beritajatim.com di lokasi kejadian, warga pun segera melakukan pembersihan selokan di dekat rumah mereka dengan peralatan seadanya. [fiq/but]

Apa Reaksi Anda?

Komentar

beritajatim TV dan Foto

BPOM RI Segel Jamu Tradisional di Banyuwangi

Korban Pelecehan Harus Berani Lapor

Coba Yuk Spa Kurma di Surabaya

Ketika Melaut Tak Harus Mengantri Solar