Blitar (beritajatim.com) – Belakangan ini Viral penolakan acara wisuda kelulusan siswa TK sampai SMA di media sosial. Hal itu pun ternyata mengundang respon dari pejabat Pemerintah Kabupaten Blitar Rahmat Santoso.
Wakil Bupati (Wabup) Blitar itu mendesak Dinas Pendidikan (Dindik) untuk melakukan evaluasi. Orang nomor 2 di Kabupaten Blitar itu, meminta Dindik untuk mengevaluasi dan mengawasi jalannya program wisuda yang dijalankan oleh pihak sekolah.
“Ternyata kondisi ini juga banyak dikeluhkan di Kabupaten Blitar,” tutur Rahmat, Kamis(15/6/2023).
Lebih lanjut orang nomor dua di Kabupaten Blitar tersebut menjelaskan alasan penolakan acara wisuda tersebut memang masuk akal, seperti biaya yang dikeluarkan orang tua. Menurutnya perekonomian setiap keluarga tidak sama. Apalagi bagi keluarga kurang mampu.
Rahmat menambahkan seharusnya kelulusan sekolah tingkat TK sampai SMA, cukup dengan perpisahan sederhana tapi bermakna
“Padahal setelah lulus (baik TK sampai SMA), biaya untuk melanjutkan pendidikan jenjang selanjutnya juga harus disiapkan orang tua dan itu lebih urgent,” jelasnya.
Sementara itu Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar mengaku juga akan mengevaluasi acara wisuda TK sampai SMA. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Adi Andaka mengaku akan memberikan saran dan masukan ke sekolah-sekolah melalui pengawas yang ada di tiap kecamatan.
“Nanti akan kita berikan masukan, agar tidak menggelar wisuda besar-besaran dan mewah,” terangnya.
Baca Juga:
PMI Blitar Beri Penghargaan kepada Pendonor Darah Terbanyak
Tidak hanya sekolah negeri, sekolah swasta akan dikoordinasikan juga dengan pihak Depag untuk sekolah dibawahnya.
“Intinya jangan mengutamakan cashing (kemasan acara wisudanya), tapi isi acara dan jangan sampai memberatkan orang tua,” pungkas Adi.
Respon Wakil Bupati Blitar itu pun menuai pujian dari Wakil Ketua DPC Gerindra Kabupaten Blitar, Tomi Gandhi. Dirinya mendukung pernyataan Wakil Bupati (Wabup) Blitar Rahmat Santoso sebelumnya, yang meminta acara wisuda tersebut perlu dievaluasi.
“Saya berikan apresiasi atas apa yang disampaikan Mas Rahmat. Itu sudah tepat, sudah benar, ngapain pakai wisuda-wisuda segala,” ungkap Tomi Gandhi, Jumat (16/06/2023).
Pengusaha muda sukses ini mengatakan, kegiatan wisuda sekolah yang menuai protes ini, tidak substansial. Kegiatan ini lebih baik ditiadakan, karena membebani orang tua murid.
“Kalau bisa dihapus, ya hapus saja lah. Tak subtansial, lebih baik ditiadakan saja acara-acara yang tidak penting seperti ini,” sambungnya.
Lebih lanjut Tomi menyebut, langkah Wabup Rahmat untuk meminta kegiatan wisuda semacam ini dievaluasi, sudah tepat. “Ini baru pemimpin keren, masyarakat Blitar sangat butuh pemimpin seperti beliau. Saya kira tipe-tipe pemimpin yang mampu merespons cepat persoalan di masyarakat, sangat diimpikan dan didambakan oleh rakyat,” terangnya.
Dikatakannya, Ini juga merupakan cerminan, bahwa Wabup Rahmat mengerti dan paham kondisi di masyarakat.”Keberanian Mas Rahmat dalam berjuang bagi masyarakat, patut kita acungi jempol. Masyarakat bisa menilai sendiri kinerja beliau, berani, berkarakter,” pungkasnya.(Owi/ted)
Komentar