Peristiwa

Umar Patek: Terorisme Kesalahan Besar, Saya Minta Maaf Kepada Australia

Umar Patek dan Ali Fauzi saat berada di YLP, Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Selasa (13/12/2022).

Lamongan (beritajatim.com) – Mantan narapidana kasus terorisme Bom Bali I, Umar Patek dinyatakan resmi bebas bersyarat pada Rabu (7/12/2022) lalu.

Kini ia insyaf dan berjanji untuk membantu dalam menangkal paham radikalisme di Indonesia.

“Saya sudah berjanji. Saya siap membantu untuk meredam paham-paham radikalisme terorisme kepada napi teroris di lembaga pemasyarakatan manapun,” ujar Umar Patek, saat konferensi pers di Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Selasa (13/12/2022).

Selain itu, Umar Patek juga mengecam keras segala bentuk perilaku intoleran. Ia menegaskan, terorisme adalah suatu kesalahan besar, sehingga dirinya kini siap menyadarkan orang-orang yang masih terjurumus dalam paham menyimpang untuk kembali ke pangkuan NKRI.

“Saya Insya Allah masih dalam komitmen saya yang sudah sering saya sampaikan terus menerus. Saya akan membantu pemerintah dalam penanggulangan dan menyadarkan orang-orang ataupun memberi pemahaman bahaya terorisme dan radikalisme. Insya Allah saya siap menjadi duta perdamaian,” terangnya.

Umar Patek dan Ali Fauzi saat berada di YLP, Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Selasa (13/12/2022).

Berkali-kali Umar Patek berkata, pihaknya sangat menyesali atas terjadinya tragedi bom Bali, pada 12 Oktober 2002 silam. Ia juga tak kuasa menahan tangis saat mengingat banyaknya korban yang berjatuhan dalam peristiwa tragis di Sari Club dan Paddy’s Bar, Kuta Bali tersebut.

Menurut pria asal Pemalang, Jawa Tengah ini, apa yang ia lakukan itu nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Oleh karenanya, eks napiter ini tak bosan untuk menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh pihak, utamanya kepada keluarga korban.

“Saya tidak segan-segan dan tidak bosan-bosan menyampaikan permohonan maaf yang tak terhingga kepada seluruh pihak serta keluarga korban Bom Bali. Saya memohon maaf dengan penuh ketulusan dari hati saya. Baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri,” akunya.

“Apapun negara mereka, apapun suku bangsa mereka, apapun agama mereka, saya memohon maaf dengan ketulusan hati,” tambah Umar Patek, saat didampingi Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) Ali Fauzi, dalam konferensi pers.

Lebih dari itu, Umar Patek alias Hisyam ini juga meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia yang menderita kerugian sangat besar akibat tragedi tersebut. Pria yang saat berada di YLP menggunakan udeng khas Jatim itu juga memohon maaf kepada warga Australia yang sangat terdampak atas adanya kejahatan bom Bali itu.

“Saya juga memohon maaf kepada warga Australia yang juga mengalami dampak yang sangat hebat dari kejahatan dari Bom Bali itu. Saya mohon maaf kepada warga Bali dan seluruh rakyat Indonesia yang akibat dari bom Bali banyak menderita kerugian yang sangat besar, tidak hanya masyarakat Bali tapi juga kepada seluruh rakyat Indonesia,” bebernya.

Masih kata Umar Patek, kala itu sebenarnya ia sudah menentang agar bom tersebut tidak diledakkan. Pasalnya, ia sudah mengira bakal ada banyak nyawa manusia yang berjatuhan, tak hanya warga negara asing, melainkan juga warga negara Indonesia.

Petaka itu pun akhirnya terjadi, bom Bali 1 tetap diledakkan hingga mengakibatkan 202 nyawa melayang, termasuk warga negara asing. Kini Umar Patek hanya bisa meratapi perbuatannya dan terus memohon ampun kepada Allah SWT dan keluarga korban atas apa yang telah ia lakukan.

“Jadi apa yang sudah saya perbuat itu nanti akan saya pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT di hari akhir nanti. Saya hanya bisa mohon ampun kepada Allah dan keluarga korban,” tandasnya.

Umar Patek saat berada di YLP, Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Selasa (13/12/2022).

Sementara itu, Ketua YLP Ustaz Ali Fauzi Manzi menuturkan, pihaknya menjadi saksi bahwa Umar Patek telah kembali ke pangkuan NKRI. Oleh sebab itu, tuturnya, program selanjutnya adalah bersama-sama dengan YLP untuk menyuarakan perdamaian dan menentang ekstrimisme dan terorisme di Indonesia.

“Beliau sudah menjadi bagian dari duta damai, program selanjutnya adalah bersama Yayasan Lingkar Perdamaian menyuarakan perdamaian dan menentang ekstrimisme dan terorisme di Indonesia. Beliau juga adalah orang pertama yang mengutuk peristiwa di Bandung beberapa hari lalu,” jelasnya.[riq/ted]


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar