Ponorogo (beritajatim.com) – Jumlah anak yang bersekolah di lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Ponorogo cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Terutama lembaga pendidikan di jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI). Bahkan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang berstatus negeri, pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini, semua terpenuhi pagunya.
“Alhamdulillah, PPDB tahun ini berjalan baik. Sesuai dengan putusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam nomor 181 tahun 2023. Kita jalankan mekanisme yang ada,” kata Kepala Kantor Kemenag Ponorogo, M. Nurul Huda, Rabu (26/7/2023).
Kantor Kemenag Ponorogo tidak mengeluarkan data terperinci terkait kenaikan jumlah siswa di setiap Madrasah Ibtidaiyah. Namun, instansi yang berada di Jalan Ir. Juanda nomor 63 Kelurahan Tonatan Ponorogo itu, mengeluarkan datanya secara total dari beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA:
Sejumlah SDN Kekurangan Siswa, Bupati Ponorogo: Mungkin Jumlah Kelahiran Turun
Jumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Ponorogo, jika dilihat dari pusat data EMIS, pada tahun ajaran 2020/2021, jumlahnya 16.768 siswa. Kemudian pada tahun ajaran 2021/2022 ada 18.966 siswa dan pada tahun ajaran 2022/2023, sebanyak 22.647 siswa.
“Antusiasme masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di MI cukup bagus. Indikasinya ya pendaftaran beberapa tahun ini mengalami kenaikan. Itu berarti semakin lama ya diminati,” ungkap mantan Kepala Kemenag Kabupaten Pacitan itu.
Kecenderungan masyarakat menyekolahkan anaknya di Madrasah Ibtidaiyah, menurut analisis Huda karena semua pelajaran di sekolah ada di madrasah. Sedangkan, ada pelajaran yang di madrasah, tidak ada di sekolah. Nah, itu yang membedakan antara sekolah dan madrasah.
BACA JUGA:
Ada 4 SDN di Ponorogo Hanya Dapat 1 Siswa
“Analisanya mohon maaf, semua pelajaran di sekolah ada di madrasah. Namun, ada pelajaran yang ada di madrasah, tidak ada di sekolah. Itu ya yang membedakan,” tutur Huda.
Huda menyebut kepercayaan masyarakat saat ini kepada madrasah, lalu tidak serta merta diterima semuanya. Karena kuotanya sudah penuh, akhirnya disarankan untuk belajar di sekolah lain. Pihaknya masih mempertimbangkan kapasitas gedung dari madrasah tersebut.
“Kita berusaha menambah kuantitas, namun kualitas siswa juga perlu dijaga. Dengan begitu, harapannya siswa yang belajar di madrasah bisa menuju kepada insan yang mulia,” tutup Huda. [end/suf]
Komentar