Bojonegoro (beritajatim.com) – Kondisi stok beras di pasar beras kompleks Pasar Banjarejo Kabupaten Bojonegoro menipis. Kondisi tersebut, menurut salah seorang pedagang, mempengaruhi harga beras di pasaran. Ternyata menipisnya stok beras karena hasil panen padi banyak yang dijual ke luar Bojonegoro.
Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro Imam Nurhamid, mengatakan, minimnya stok beras di pasaran diperkirakan karena banyak petani yang melakukan panen raya dan dijual ke luar daerah.
“Sekarang panen di Bojonegoro banyak yang menggunakan combine dan berasal dari luar daerah. Otomatis pemilik combine juga menebas gabah petani,” ujarnya, Jumat (10/03/2023).
Untuk meminimalisir penjualan beras kepada pemilik combine yang sebagian besar dari luar daerah ini, DKPP Bojonegoro mengaku telah memberikan bantuan combine kepada 17 kelompok tani. “Diharapkan juga menekan penjualan ke luar daerah. Termasuk mengurangi biaya panen,” jelasnya.
Baca Juga:
Harga Beras Lokal Sumenep Berangsur Turun
Menurut Imam Nurhamid, sesuai data yang ada di DKPP Bojonegoro seharusnya Kabupaten Bojonegoro surplus beras. Apalagi saat ini masih ada petani yang baru melakukan panen padi. Imam merunut, bahwa musim tanam di Bojonegoro dilakukan pada Oktober, November, dan Desember.
Kemudian musim panen masuk pada Januari, Februari dan Maret. Pada Januari ada seluas 3.051 hektar yang melakukan panen. Bulan Februari seluas 45.950 hektar lahan padi. Kemudian pada Maret untuk lahan pertanian padi yang panen diperkirakan sekitar 25-30 ribu hektar.
Sedangkan untuk produksi gabah, pada Januari ada sekitar 11.750 ton. Februari dan Maret total diperkirakan ada 323.463 ton. “Kondisi seperti itu stok beras seharusnya surplus. Tahun 2022 saja Bojonegoro panen gabah 870.000 ton. Sedangkan konsumsi masyarakat Bojonegoro hanya kurang dari 250.000 ton,” pungkasnya.
Baca Juga:
Kepala Bulog Kediri Beber Penyebab Harga Beras Meroket
Diberitakan sebelumnya, stok beras di gudang milik Waris, pedagang beras di Pasar Banjarejo hanya tinggal 5 sampai 10 ton. Jumlah tersebut diakuinya lebih sedikit dari biasanya. Saat harga stabil, biasanya stok beras di tempatnya rata-rata bisa mencapai 20 ton.
Untuk diketahui, harga beras medium stok lama per kilogram saat ini Rp9.500. Kemudian beras medium stok baru sebelumnya seharga Rp10.500 menjadi Rp11.500 hingga Rp12.000 per kilogram. Untuk beras premium seharga Rp13.100 hingga Rp13.300 per kilogram. [lus/but]
Komentar