Blitar (beritajatim.com) – Harga daging ayam di Kota Blitar saat ini tembus diangka 38 ribu rupiah per kilogram. Naik dari harga sebelumnya yang hanya berkisar 29 hingga 30 ribu rupiah per kilogramnya.
Peningkatan harga daging ayam ini terjadi secara bertahap sejak Idul Fitri lalu. Menurut para peternak ada beberapa faktor yang menyebabkan harga daging ayam di Kota Blitar meningkat tajam. “Harga daging ayam saat ini tembus 38 ribu naik dari Idul Fitri,” kata Musriah, pedagang daging ayam di Pasar Legi Kota Blitar, Rabu (24/05/23).
Peningkatan harga daging ayam ini terjadi akibat berkurangnya pasokan. Menurut pedagang jumlah pasokan ayam pedaging dari peternak berkurang hingga 50 persen. Jika di hari biasa pasokan daging ayam dari tempat pemotongan mencapai 150 Kilogram. Namun kini pasokan daging ke pedagang saat ini hanya mencapai 75 hingga 100 kilogram.
BACA JUGA:
Banyaknya para peternak yang mengafkir ayam potongnya membuat pasokan daging ke pasaran berkurang drastis.
“Ini lo mas karena banyaknya petani mengafkir ayamnya jadi pasokan berkurang,” imbuhnya
Penyebab lainnya yakni banyaknya kegiatan masyarakat di musim haji 2023 ini. Banyaknya kegiatan tasyakuran jelang keberangkatan haji membuat permintaan daging ayam melonjak. Hal itulah yang mendorong harga daging ayam di pasaran melonjak. Menurut pedagang, meksi harga tinggi namun penjualan daging ayam masih tetap lancar. “Selain itu banyaknya kegiatan masyarakat jelang ibadah haji inu juga jadi penyebab lain mas,” paparnya.
Menurut pedagang, harga ayam pedaging dari tingkat peternak juga sudah meningkat. Naiknya harga pakan ternak menjadi penyebab melonjak harga ayam pedaging.
Diketahui harga jagung di tingkat peternak telah tembus 6 ribu rupiah per kilogram. Harga tersebut naik dari harga sebelumnya yang hanya berkisar 5 ribu rupiah per kilogram. “Iya bisa juga itu karena harga pakan yang juga naik sehingga daging ayam juga melonjak,” tandasnya.
Sementara itu, menurut warga peningkatan harga daging ayam ini sangat memberatkan. masyarakat pun harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar daging ayam. “Memberatkan ya mas, soalnya biasanya beli harga 29 ribu rupiah,” kata Sri Wahyuni, pembeli.
Selain memberatkan, keuntungan yang didapatkan oleh pedagang kuliner ayam juga menipis. Dengan biaya produksi yang hampir menyentuh 40 ribu, maka secara otomatis harga kuliner ayam juga akan ikut dinaikkan demi menghindari kerugian. “Ya kan saya jual lagi jadi keuntungannya minim,” tandasnya. (owi/kun)
Komentar