Bojonegoro (beritajatim.com) – PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Jambaran Tiung Biru mempersiapkan masyarakat di sekitar wilayah operasi mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan menggelar program Gerakan Masyarakat Tanggap Api (Gemati).
Forum diskusi sekaligus sosialisasi terkait bahaya api ini dilaksanakan di lahan Perhutani Petak 37 di samping Gate 1 komplek Gas Processing Facility (GPF) Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jumat (29/9/2023).
Program Gemati ini sekaligus menjadi forum diskusi dan sosialisasi terkait keamanan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya kebakaran lahan dan hutan di sekitar wilayah operasi migas. Selain itu, kegiatan ini sekaligus dalam rangka menindaklanjuti aktivitas pembakaran lahan dan semak belukar oleh warga atau petani penggarap lahan hutan yang sempat terjadi di sekitar fasilitas JTB.
Hadir dalam kegiatan tersebut, JTB Site Office & PGA Manager PEPC Zona 12 Edy Purnomo menyampaikan tujuan sosialisasi dan rembug warga Gemati bagi para petani penggarap lahan hutan untuk mendapatkan penyuluhan dari Perhutani sebagai penanggung jawab lahan hutan.
Edy mengajak semua pihak untuk menyadari pentingnya memiliki kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran lahan dan hutan. “Mari kita sama-sama menjaga lahan dan hutan dari ancaman bahaya kebakaran. Apalagi saat ini masih dalam musim kemarau,” urainya.
BACA JUGA:
3 Warung di Hargo Dalem Gunung Lawu Terbakar, Warung Mbok Yem Aman
Sementara itu, Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Clangap Lugiyanto mengimbau kepada seluruh kelompok tani hutan untuk saling menjaga lahan dari bahaya kebakaran, terlebih pada lahan yang berdekatan dengan fasilitas produksi migas seperti JTB.
“Bapak dan Ibu sekalian, mari sama-sama kita menjaga lahan dari bahaya kebakaran yang mudah menjalar, apalagi berdekatan dengan fasilitas migas, kita perlu untuk saling menjaga potensi bahaya dari adanya kobaran api,” pesannya.
Diikuti oleh puluhan warga dan petani penggarap hutan, kegiatan ini berjalan secara kondusif. Beberapa warga juga berkesempatan menyampaikan pertanyaan terkait dengan lingkungan migas. PEPC selain menghadirkan perwakilan dari fungsi operations yang memberikan penjelasan secara utuh tentang proses produksi yang ada di JTB, fungsi HSSE pun hadir memaparkan aspek-aspek keselamatan yang diterapkan di Lapangan JTB.
BACA JUGA:
Kebakaran Hutan Jati di Kabupaten Malang Bisa Dipadamkan
Materi ini paparkan dengan sederhana sehingga mudah dimengerti oleh berbagai kalangan yang hadir. Kegiatan tersebut juga bertujuan meningkatkan kesadaran para petani penggarap lahan hutan tentang pentingnya bersama-sama menjaga keamanan dan keselamatan JTB sebagai salah satu PSN kebanggaan dan Obyek Vital Nasional.
Disampaikan juga bahwa dalam menjalankan aktifitasnya, AKHLAK sebagai nilai utama perusahaan menjadi panduan bagi para pekerja PEPC JTB. Perusahaan juga menjamin, dalam operasinya PEPC menerapkan standar keselamatan yang tinggi sehingga semua potensi terjadinya bahaya sudah diantisipasi secara rinci dan terorganisir. [lus/suf]
Komentar