Politik Pemerintahan

DLH Surabaya:

Sampah ke TPA Benowo Surabaya Naik 200 Ton Per Hari Saat Ramadhan

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro.

Surabaya (beritajatim.com) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya menyebut sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo meningkat saat Ramadhan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menyebut saat kondisi normal, sampah yang masuk ke TPA Benowo per hari mencapai sekitar 1500-1600 ton. Namun jumlah sampah itu biasanya akan meningkat sekitar 100 – 200 ton saat memasuki bulan Ramadhan. 

“Terus terang pada saat Ramadhan pasti sampahnya naik, sekitar 100 atau 200 ton. Kalau yang (kondisi normal) masuk TPA 1500-1600 ton. Apalagi kalau mau Hari Raya (Idul Fitri), kenaikan (sampah ke TPA) itu bisa sampai 400-500 ton,” kata Hebi, Selasa (21/3/2023). 

iklan adidas

Hebi juga menyatakan, sebelumnya pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Surabaya tentang Imbauan Bulan Ramadhan Tanpa Sampah pada 15 Maret 2023. Dalam SE tersebut dijelaskan terkait pengurangan sampah yang telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Surabaya Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di Surabaya, sebagaimana diubah dengan Perda Surabaya Nomor 1 Tahun 2019.

Selain itu, ia menyebut, SE tersebut juga dijelaskan mengenai Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya. SE ini sebagai bagian dari upaya pemkot untuk menggelorakan Gerakan Ramadhan Tanpa Sampah.

“Surat Edaran Wali Kota Surabaya (telah disebarkan) kepada RT/RW, camat dan lurah untuk supaya Ramadhan ini tanpa sampah,” ujar Hebi.

Selain bertujuan mengurangi sampah, Hebi juga mengimbau masyarakat untuk menghindari penggunaan kantong plastik saat bulan Ramadhan. Sebab menurutnya, ketika Ramadhan, biasanya banyak komunitas, kelompok atau warga yang membagikan takjil dengan kantong plastik.

“Kalau mau memberikan takjil dan sebagainya, kalau bisa jangan pakai plastik. Disuruh makan di situ (tempat), kemudian nanti (sampahnya) dikumpulkan biar tidak ke mana-mana,” katanya. 

Menurutnya, langkah itu penting dilakukan sebagai bagian dari upaya gerakan tanpa kantong plastik. Termasuk pula menghindari pemakaian gelas atau botol minum kemasan plastik.

“Kalau bisa kita makan atau minum tidak pakai yang gelas atau botol plastik,” pesannya. 

Tak hanya itu, mantan Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya ini juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak membuang sisa makanan.

Menurut Hebi, saat buka puasa, orang akan cenderung lebih banyak mengambil makanan yang justru kemudian tidak habis dimakan. 

“Sebisa mungkin makan itu habis, tidak enak dibuang, tidak enak dibuang, ini jadi sampah. Karena biasanya orang puasa kepinginnya semua dimakan. Kemudian ambil banyak, yang dimakan separuh, separuhnya dibuang, nah hindari hal-hal seperti itu,” tuturnya.

 BACA JUGA:

Dua Begal Bercelurit Rampas Motor di Benowo Surabaya

Persiapan Piala Dunia U-20, Pemkot Surabaya Terus Berupaya Hilangkan Bau di TPA Benowo

Diduga Korsleting Listrik, Rumah di Pondok Benowo Indah Terbakar

Hebi mengakui upaya untuk meminimalisir sampah yang masuk ke TPA Benowo saat Ramadhan tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh DLH Surabaya. Oleh sebabnya, sosialisasi ini dibutuhkan peran serta dari semua pihak mulai dari kecamatan, kelurahan hingga RT/RW. 

“Harusnya yang sosialiasi jangan DLH saja, kelurahan, kecamatan RT/RW dan sebagainya. Untuk Perwali juga sudah kita sebarkan ke RT/RW, pelaku-pelaku usaha. Jadi kita bareng-bareng mengimbau seperti itu,” pungkas Hebi. [asg/but]

 



Apa Reaksi Anda?

Komentar