Blitar (beritajatim.com) – Sutojayan atau yang lebih dikenal dengan Lodoyo akan menjadi pusat pemerintahan Blitar Selatan. Lodoyo telah disepakati oleh sejumlah tokoh perwakilan masyarakat Blitar Selatan untuk menjadi pusat pemerintahan jika usulan pemekaran wilayah disetujui oleh Menteri Dalam Negeri.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu penggagas pemekaran wilayah Blitar Selatan, Triyanto. Menurutnya Lodoyo atau Sutojayan memiliki geografis dan nilai historis yang kuat untuk dijadikan pusat Pemerintahan Blitar Selatan.
“Secara geografis dan historis, yang paling tepat jadi calon ibu kotanya ya Sutojayan,” kata Triyanto, Salat Satu Penggagas Pemekaran Wilayah Blitar Selatan, Sabtu (25/02/23).
Secara Geografis, Lodoyo atau Sutojayan berada di tengah-tengah 7 kecamatan yang mengusulkan pemisahan diri dari Pemerintahan Kabupaten Blitar. 7 Kecamatan yang mengusulkan untuk memisahkan diri dari Kabupaten Blitar adalah Kecamatan Wates, Kecamatan Panggungrejo, Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Sutojayan, hingga Kecamatan Bakung.
Usulan pemisahan diri dari Pemerintahan Kabupaten Blitar ini merupakan wujud kekecewaan masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur di Wilayah Blitar Selatan. Masyarakat merasa bahwa selama ini wilayah Blitar Selatan dianggap sebagai anak tiri, dan kurang diperhatikan.
Atas permasalahan tersebut, sejumlah tokoh masyarakat Blitar Selatan pun mengusulkan adanya pemekaran wilayah.
“Tujuan awal terkait usulan pemekaran kita sangat jelas dan tegas, yaitu agar esensi keadilan dan kesejahteraan mampu dirasakan masyarakat Blitar Raya, dalam arti yg sebenarnya,” tegas Triyanto.
Sejumlah tokoh penggagas pemekaran wilayah Blitar Selatan ini juga telah berkonsolidasi dan akan segera membentuk majelis rakyat. Para tokoh tersebut berpendapat bahwa pembentukan Pemerintahan baru yakni Blitar Selatan bukan hal yang mustahil.
Pasalnya menurut para tokoh, Blitar Selatan sudah memenuhi syarat untuk dibentuknya Pemerintah Baru. Baik itu secara luas wilayah hingga potensi daerah dan sosial budaya.
Atas dasar itulah para tokoh penggagas pemekaran wilayah Blitar Selatan kini tengah berkoordinasi dengan beberapa akademisi dan kampus, untuk membahas hal tersebut.
“Tahapan kajian sedang kita lakukan dengan menggandeng beberapa kampus dan akademisi. Kita sangat optimis, mengingat semua kriteria Pemekaran daerah sudah mampu terpenuhi. Adapun kriteria Pemekaran Daerah tersebut diantaranya kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya Otonomi Daerah,” paparnya.
Tahapan pemisahan diri dari kabupaten Blitar sudah dijalankan mulai dari hari Kamis (23/02/23) lalu. Dimana para tokoh penggagas menggelar seserahan persiapan usulan pemekaran wilayah Blitar Selatan menjadi otonomi sendiri.
Saat ini sejumlah tokoh tersebut tengah berkoordinasi untuk mematangkan strategi dan taktik untuk mensukseskan tujuan tersebut. Para tokoh itu pun optimis jika usulan pemisahan diri ini akan disetujui oleh Menteri Dalam Negeri, meskipun jalannya tidak mudah.
“Tahapan awal untuk sosialisasi sudah kita mulai saat sarasehan kemarin. Saat ini sedang berproses mengikuti regulasi yang ada, yang tentunya butuh strategy dan taktik tertentu agar gagasan besar pemekaran wilayah ini mampu dipahami secara utuh oleh semua pihak. Insyaallah kita mampu merasionalkan gagasan pemekaran tersebut dengan cara komunikasi yang sehat dan sangat konstruktif,”
Masyarakat dan sejumlah tokoh Blitar Selatan tetap berkomitmen bahwa pemekaran wilayah ini semata-mata untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di wilayah Blitar Selatan yang memiliki 7 kecamatan. Para tokoh tersebut berharap nantinya dengan adanya Pemerintahan baru yakni Blitar Selatan, bisa lebih maju dan berkembang. (owi/ted)
Komentar