Banyuwangi (beritajatim.com) – Dinas PU Pengairan Banyuwangi melakukan normalisasi dengan cara mengeruk sedimen sungai Kali Lo pasca banjir beberapa waktu lalu. Langkah ini menjadi salah satu cara untuk untuk antisipasi kejadian serupa terulang.
Berdasarkan data, sejak puluhan tahun lalu daerah aliran sungai (DAS) Kali Lo memang tidak pernah dilakukan normalisasi. Sehingga terjadi pendangkalan yang berakibat pada volume air naik ke permukaan saat terjadi hujan lebat.
Sejumlah alat berat telah beroperasi di hulu sungai Kali Lo untuk mengangkat endapan material di dasar sungai. Hasilnya, material berupa pasir, batu dan lumpur mengendap tebal.
Bahkan saat diangkat, terjadi tumpukan material yang menggunung. Warga mengaku cukup antusias dengan langkah dari Dinas PU Pengairan Banyuwangi tersebut.
“Sejak saya kecil belum pernah ada pengerukan. Sehingga adanya ini harapannya nanti bisa mengurangi volume dan air dapat mengalir lancar,” kata Rudi Setiawan warga Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu, Kecamatan Banyuwangi, Jumat (24/2/2023).
Sebelumnya, akibat debit air sungai Kali Lo ini kerap menyebabkan permukiman di sisi sungai terendam banjir. Bahkan, hingga awal tahun ini sudah terjadi beberapa kali banjir.
“Karena, saat bersamaan hujan air dari rumah warga tidak bisa keluar menuju sungai. Bahkan, justru sebaliknya air sungai yang cukup besar masuk ke permukiman warga sehingga terjadi banjir,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Riza Al Fahroby menjelaskan normalisasi sungai Kali Lo ini salah satu untuk mengurangi risiko dan mitigasi bencana. Karena ini sebagai salah satu penyebab terjadinya bencana saat cuaca ekstrem.
“Aliran sungai Kali Lo yang berada di tengah perkotaan Banyuwangi di dahulukan karena beberapa hari ratusan warga bantaran sungai terdampak luapan banjir dari sungai ini,” terangnya. (rin)
Komentar