Peristiwa

Gubernur Jatim Tinjau Pasar Murah, Masyarakat Tuban Menyambut Antusias

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. [Foto: Diah Ayu/beritajatim.com]
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. [Foto: Diah Ayu/beritajatim.com]

Tuban (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Tuban, dalam rangka meninjau pasar murah yang dilaksanakan di Pendapa Kridha Manunggal.

Dalam kegiatan tersebut, Gubernur Jatim didampingi oleh Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, serta Kepala Cabang Bulog Bojonegoro serta OPD lainnya.

Khofifah Indar Parawansa menyambut baik adanya pasar murah yang digelar oleh Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jatim, ia berkeliling ke beberapa stand bahan pangan seperti beras, telur, gula, minyak yang harganya sangat murah.

Sehingga, banyak masyarakat Tuban yang antusias dan rela mengantri demi mendapatkan kebutuhan bahan pokok, hanya dalam waktu satu jam setelah Gubernur Jatim beranjak, ribuan beras dan ratusan bahan pokok ludes terjual.

“Ini sudah menjadi titik ke 22 pelaksanaan operasi pasar murah Pemprov Jawa Timur. Tujuan operasi pasar murah ini adalah untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan lebih murah, di tengah harga beras yang kini sedang melambung tinggi,” ucap Khofifah sapaannya.

BACA JUGA: Pj Bupati Pasuruan Akan Jadikan Cheng Hoo Wisata Standart Internasional

Lanjut, ia juga menyampaikan jika stok bahan pangan di Jawa Timur terpantau aman, menurutnya, di tengah krisis pangan global yang terjadi, Jawa Timur mengalami surplus padi 9,23 persen dari awal september 2022 hingga September 2023 terjadi years by years Jawa Timur mampu menyuplai 16 provinsi di Indonesia Timur.

“Jatim mampu menyuplai Riau, Sulawesi Selatan hingga Bangka Belitung, jadi kebutuhan padi tidak hanya untuk warga Jatim saja, namun beras kita dedikasikan juga ke masyarakat bangsa,” tutur dia.

Kemudian, ia menjelaskan terkait harga beras yang melambung tinggi, di provinsi Jatim masih berada di level Harga Eceran Terendah (HET) nomor dua dari bawah di pulau Jawa. Artinya bukan paling tertinggi, sebab harga gabah medium dan premium dipengaruhi oleh harga Gabah Kering Giling (GKG) dan Gabah Kering Panen (GKP) yang sudah di atas HET sejak sampai di tempat penggilingan.

“Mudah-mudahan nilai tambah tersebut bisa dinikmati oleh petani, termasuk krisis pangan ini bukan dirasakan di petani kita saja tapi di berbagai belahan dunia,” paparnya.

Faktor yang mempengaruhi adanya kenaikan harga di belahan dunia dikarenakan adanya perang Rusia versus Ukraina, yang berdampak pada suplai pupuk. Selain itu, juga perubahan iklim yang terjadi nyata terasa dan berpengaruh pada cuaca ekstrim seperti kemarau panjang ini.

BACA JUGA: Protes Kuota PPPK, Puluhan Guru Honorer Bacakan Salawat di Gedung DPRD Jember

“Namun, di Indonesia khususnya Jawa Timur ini mampu bertahan dengan jumlah produksi padi yang selalu surplus dalam tiga tahun terakhir,” tambahnya.

Masih kata dia, dalam menghadapi krisis pangan, Pemprov Jatim telah melakukan upaya mitigasi pencegahan dengan mengoptimalkan sumur pompa dan saluran irigasi untuk petani. Sehingga, ia meminta kepada seluruh pimpinan daerah, agar petani mendapatkan prioritas, utamanya terhadap layanan irigasi secara maksimal untuk menjaga jumlah produksi.

Selain itu, harus ada proses lebih komprehensif agar ketahanan pangan bisa dibangun oleh semua lini. “Setiap jengkal lahan harus dimaksimalkan untuk ketahanan pangan, sehingga kebutuhan pangan terpenuhi, bisa menanam sayur, buah dengan menggunakan polibag untuk memberikan penguatan ketahanan pangan di lingkup terkecil,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu warga Yanti asal Baturetno Tuban mengatakan senang adanya pasar murah yang diadakan oleh pemerintah, bahkan selalu ditunggu – tunggu oleh masyarakat di tengah kenaikan harga seperti ini.

“Tahu dari group WA, terus datang kesini, seneng mbak biasanya ditunggu – tunggu pasar murah kayak gini soalnya harganya kan beda sama yang di pasar, kalau disini lebih murah,” kata Yanti.

Saat ditanya ia membeli minyak goreng dua botol seharga Rp 26.000 jika dibandingkan di pasar harganya Rp 30.000, kemudian beras harga Rp 51.000 per 5 kilogram.

“Kalau mau beli beras ngantri dulu bawa kupon yang di kasih, ini beli dua sama minyak goreng, ya harapannya semoga ada pasar murah gini lagi,” tutup Yanti. [Ayu/nap]


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar