Jember (beritajatim.com) – Universitas Jember (Unej) menjuarai kejuaraan debat tingkat nasional bertajuk National University Debating Championship (NUDC) di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kota Serang, Banten, 6 – 12 Juni 2023.
NUDC adalah kompetisi tertinggi lomba debat antar mahasiswa Indonesia yang digelar oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan diikuti kurang lebih 50 perguruan tinggi negeri dan swasta.
Ajang NUDC didesain mirip ajang perdebatan di parlemen dengan sistem British Parliementary Debate. Dalam sistem ini peserta dibagi menjadi dua kubu besar, kubu pemerintah (goverment) atau posisi pro dan kubu oposisi alias kontra. Ada dua kategori, yakni kategori Novice bagi peserta yang belum pernah menjadi juara di ajang NUDC, dan kategori Open-Draw bagi peserta yang pernah menjadi juara di ajang NUDC sebelumnya.
Unej diwakili duet Yohana Valentine dan Aidilla Lungguh Arumdipta, mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Mereka mengalahkan tim debat dari STIE Ciputra Makassar, tim debat Universitas Muhammadiyah Malang dan tim debat Universitas Nusa Cendana Kupang, dalam babak final kategori Novice.
Dewan juri memberikan tema debat lima belas menit sebelum debat dimulai. Semua tim harus mempersiapkan diri dalam tempo singkat. Saat tampil semua peserta dilarang membawa gawai apapun, sehingga tidak bisa mencari bahan secara daring.
Tema babak final kategori Novice adalah soal boleh tidaknya seorang anggota parlemen atau politikus berbicara di luar bidang yang menjadi tugasnya. Setiap orang dibatasi memberikan pendapat dalam waktu tujuh menit. “Kami harus memberikan argumentasi yang pas dan lugas disertai alasan pendukung. Kami dituntut mampu membangun critical thinking dalam memberikan argumen,” kata Aidilla, sebagaimana dilansir Humas Unej, di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (14/6/2023).
Ada empat posisi debat yakni opening pro,closing pro, opening contra, closing contra. Dewan menentukan posisi peserta dan debat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Inggris. “Kami sempat kaget ketika di babak final dewan juri menempatkan kami di posisi closing contra. Pasalnya sepanjang babak penyisihan kami tak pernah mendapatkan angka maksimal saat ada di posisi closing contra,” kata Yohana.
Keberhasilan ini adalah puncak perjalanan Yohana dan Aidilla. Sebelumnya mereka mengikuti seleksi internal untuk menjadi wakil Universitas Jember dan menjalani seleksi di tingkat wilayah IV yang meliputi PTN dan PTS di Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
“Kami lebih banyak berlatih sendiri sambil dibantu kakak tingkat yang pernah mengikuti kegiatan serupa. Sebab memang belum ada Unit Kegiatan Mahasiswa khusus debat di Universitas Jember,” kata Yohana.
Mereka beruntung karena selama perkuliahan di Program Studi Hubungan Internasional terbiasa berdebat. “Bahkan ada mata kuliah tertentu yang ujian akhir semesternya berupa debat persis seperti yang dilakukan di ajang NUDC,” kata Yohana. [wir]
Komentar