Surabaya (beritajatim.com) – Kelas Mengarang Batch 1 meluncurkan buku antologi cerpen berjudul ‘Panggung Baru’. Karya dalam buku ini menggambarkan keragaman imajinasi, kreativitas, dan keunikan para penulisnya.
Sebagai wahana pembelajaran penulisan fiksi, Kelas Mengarang menghadirkan metode Habitus dengan pendekatan partisipatif untuk membentuk pola dan kebiasaan menulis.
Kelas Mengarang ini memberikan pengalaman berpikir, berimajinasi, dan pola laku menulis melalui proses tatap muka yang dipimpin oleh 4 penulis dari lintas bidang.
Baca Juga: Berduka 4 Perwira TNI AU Gugur, Puan Soroti Pentingnya Perkuat Sistem Pertahanan
Mereka adalah Edo (Freelance Translator dan staf di C2O Library), Rio Eka (penulis dan sutradari film), Dyah Ayu Setyorini (penulis naskah dan pegiat teater), dan Rici Swanjaya (penulis novel).
Edo mengatakan, peluncuran buku ini memberikan kesempatan bagi para peserta, penulis, dan penggemar literasi untuk bertemu dan berinteraksi langsung dengan para pembicara yang berpengalaman di dunia penulisan.
“Ini adalah peluang langka untuk mendapatkan wawasan mendalam dan inspirasi dari para ahli dalam industri kreatif,” kata Edo, ditulis Jumat (17/11/2023).
Sementara Rio Eka, juru saji pada Kelas Mengarang batch 1 mengatakan, antologi cerpen ini bukan hanya hasil kreativitas para penulis, tetapi juga menciptakan ruang penulisan yang memiliki mediosphere.
Baca Juga: Diduga Diculik, Seorang Pria di Malang Tewas Menggantung
“Kemudian membantu proses diseminasi nilai, dan menjadi satu habitat yang ajeg sekaligus dialektik,” jelas penulis dan sutradara film tersebut.
Kelas Mengarang oleh Habitus bekerjasama dengan C2O Library & Collabtive Surabaya ini telah menciptakan ruang laboratorium penulisan berbasis storytelling fiksi. Metode habitus yang diterapkan dalam kelas ini memberikan perbandingan seimbang antara teori dan praksis, dengan 75 persen fokus pada praksis.
Kelas Mengarang juga membawa inovasi dalam pendekatan pembelajaran penulisan, mengajak para peserta untuk membangun kebiasaan menulis secara sehat dan produktif.
Dari 20 pendaftar Kelas Mengarang batch 1, ada 9 peserta lulus Pra-Uji dan berkesempatan melanjutkan proses kreatif kepenulisan. Mereka Syah Laksmi Adabi, Maria Magdalena Fontaine, Glanizz Izza, Muhammad Vimmy Imam, Juni Rahamnita Faizah Izdihar, Widya Kartikasari, Amalia Eka Kurnia Sari, dan Muhammad Alief Sahrul A.
Baca Juga: Gubernur Jatim Khofifah Terima Penghargaan Tokoh Peduli Masjid dari DMI
Dyah Ayu Setyorini, salah satu mentor menjelaskan bahwa proses seleksi dilakukan melalui mekanisme pra-uji dalam formulir pendaftaran. Indikator seleksi utama adalah minat dan kepedulian peserta.
Menurutnya, keselarasan frekuensi minat menulis dengan visi dan provisi diri menjadi pijakan penting bagi sirkulasi metode pada habitat penulisan. “Pembatasan jumlah peserta juga diimplementasikan untuk mengoptimalkan kondusifitas ruang penulisan,” ujar Ading, sapaannya itu.
Laksmi, peserta Kelas Mengarang, menilai bahwa kepenulisan bukan hanya tentang memiliki ide dan menuangkannya, tetapi juga tentang pola manajemen dan landasan berpikir yang kuat sebelum menulis. Menurutnya, menjadi penulis bukan hal yang tidak mungkin, tapi justru memerlukan pendekatan yang serius. [ipl/ian]
Komentar