Pendidikan & Kesehatan

Kasus Antraks Pertama Jatim di Blitar, 32 Sapi Terserang

sapi antraks
Ilustrasi sapi

Blitar (beritajatim.com) – Kasus Antraks pertama di Jawa Timur ternyata muncul di Desa Kendalrejo Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar pada 2014 lalu. Pada waktu itu ada 32 ekor sapi yang terserang penyakit antraks, dengan 3 ekor di antaranya mati.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Nanang Miftahudin menceritakan pada saat pertama kali muncul kasus antraks di wilayahnya, Pemkab Blitar langsung berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan investigasi. Vaksinasi antraks juga langsung dilakukan untuk mencegah meluasnya bakteri Bacillus Anthracis.

“Desember tahun 2014 kemudian di deklair dengan ketetapan bupati dan kementan kemudian ditindak lanjuti secara bersama-sama, alhamdulilah sampai hari tidak ada kasus lagi,” kata Nanang, Jumat (14/7/2023).

Pada saat itu, lanjut Nanang, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar melakukan isolasi terhadap 32 ekor sapi yang terjangkit antraks tersebut. Selama 21 hari petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar berjaga di kandang tersebut, agar sang pemilik tidak menjual sapi yang terjangkit antraks.

“Dan pasca 2014 kita lakukan vaksinasi rutin dan monitoring di titik mupun sekitar lokasi kasus. pasca kejadian itupun kami segera bergerak cepat melakukan investigasi ketika ada laporan ternak mati mendadak segera melakukan investigasi,” lanjutnya.

BACA JUGA:
Cegah Antraks Masuk Jombang, Petugas Cek Pasar Hewan

Vaksinasi terhadap sapi yang terjangkit antraks itupun dilakukan rutin oleh dinas peternakan setiap 6 bulan sekali. Bukan hanya 32 sapi yang terserang antraks namun vaksinasi dilakukan petugas bagi hewan ternak yang berjarak 1 kilometer dari titik kasus.

Langkah itu pun dirasa berhasil lantaran pasca itu, belum ada lagi kasus antraks yang terjadi di Kabupaten Blitar. Terakhir ada sapi yang mati di wilayah Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar pada bulan Mei 2023 lalu. Namun saat dilakukan monitoring dan investigasi diketahui bahwa sapi tersebut mati bukan karena antraks namun penyakit lain.

Menurut Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar ciri umum ternak yang terjangkit antraks adalah mati mendadak. Namun bila penyakit antraks ini diketahui lebih awal sebetulnya probabilitas hidup hewan setelah penyuntikan antibiotik akan semakin tinggi.

Dalam kasus 2014 itu, dari 32 ekor sapi yang terjangkit antraks sebanyak 29 diantaranya bisa disembuhkan setelah dilakukan vaksinasi antibiotik. Meski pada waktu ditangani petugas, 29 ekor sapi tersebut sudah dalam kondisi sakit.

BACA JUGA:
Spora Antraks Hidup di Daging, Dinkes Blitar Imbau Waspada

“Sebenarnya bakterinya itu dengan pemberian antibiotik akan cepat terbunuh, akan tetapi ketika bakteri tidak memungkinkan untuk hidup itu akan membentuk spora, sporanya ini yang bisa bertahan puluhan tahun,” paparnya.

Sejak tahun 2014 hingga kini belum ada lagi laporan mengenai penyakit antarks di Bumi Penataran. Kini ditengah kepungan penyakit antraks di wilayah kabupaten Blitar dinas peternakan terus melakukan monitoring ke sejumlah peternakan. [owi/beq]


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar