Politik Pemerintahan

Kemarau, BPBD Jatim Sebut Ada 513 Titik Kering Kritis

BPBD Jatim
Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto

Surabaya (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim memprediksi pada akhir April 2023 ini akan mulai memasuki musim kemarau.

Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto kepada beritajatim.com, Sabtu (29/4/2023) mengatakan, pada bulan Juni-Juli merupakan puncak musim kemarau. Di bulan itu, sejumlah titik rawan terjadi kekeringan. Tahun 2022 lalu, BPBD Jatim mencatat ada sebanyak 917 titik kekeringan.

Dari 917 titik kekeringan, terbagi dalam tiga kategori. Pertama, kategori kering kritis ada 513 titik. Kategori kering kritis ini adalah sebuah pemukiman warga yang berjarak lebih dari 3 km dari sumber air.

BACA JUGA:
Masuki Musim Kemarau, Petani Bangkalan Kesulitan Air

Kemudian, kedua kering langka ada 303 titik. Di mana jarak pemukiman warga dengan sumber air yakni 0,5-3 km. Lalu untuk kering langka terbatas, jarak pemukiman warga dengan sumber air yakni 0,1-0,5 km.

“Jadi, saat ini kalau masih turun hujan itu sisa musim penghujan, di beberapa titik memang masih turun hujan. Namun, di beberapa titik lain sudah masuk kemarau dan ada potensi kekeringan,” katanya.

Menurut dia, pada akhir April ini beberapa titik sudah memasuki kekeringan, dan puncaknya terjadi pada Juli 2023. “Sehingga, sebagaimana tahun lalu data yang ada di Jatim dibagi tiga kategori, yang kering kritis ini ada 513 titik. Tahun lalu untuk kering kritis kita support air bersih,” jelasnya.

“Tahun ini kami koordinasi dengan BPBD kabupaten/kota. Tahun ini akan kami skemakan seperti tahun lalu, yakni distribusi air bersih. Soal titiknya kami tunggu update terbaru dari kabupaten/kota yang saat ini mulai mendata,” imbuhnya.

Gatot menambahkan, tahun 2022 lalu kabupaten yang paling parah dilanda kekeringan ada di Bojonegoro dan Sampang. “Dan, kami imbau warga juga aktif melaporkan ke BPBD setempat jika di daerahnya mengalami kekeringan,” pungkasnya. [tok/suf]



Apa Reaksi Anda?

Komentar