Blitar (beritajatim.com) – Cucu Bung Karno, Didi Mahardika Soekarnoputra merespons sindiran Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat terkait kehadiran Gibran Rakabuming Raka di Tapanuli, Sumatera Utara belum lama ini. Wasekjen DPP Partai Gerindra tersebut merasa apa yang diungkapkan Djarot kepada media, sudah melewati batas.
“Pernyataan saudara Djarot Saiful Hidayat tersebut sangat tendensius dan berbau fitnah. Dalam pernyataan tersebut saudara Djarot menyatakan bahwa telah terjadi rekayasa konstitusi dan nepotisme yang bersifat terbuka untuk melanggengkan kekuasaan.
Tuduhan tersebut tentu sangat menyakitkan hati rakyat dan berpotensi memecah persatuan bangsa yang sudah dirintis dan diperjuangkan oleh para founding fathers,” ujar Didi Mahardika saat di Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (20/11/2023).
Didi Mahardika menceritakan, sebelumnya Djarot Saiful Hidayat sempat membuat pernyataan yang intinya dia tidak merasa khawatir jika suara PDIP terpecah antara mendukung Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud lantaran kehadiran Gibran di Tapanuli. Sebab, wilayah tersebut merupakan kandang banteng.
BACA JUGA:
APK Cucu Bung Karno Terpampang di Blitar, Luput Penertiban?
Dalam pernyataannya, Djarot menyebut bahwa terjadi rekayasa konstitusi dan terbukti telah terjadi pelanggaran etik berat sehingga paman Gibran diberhentikan sebagai ketua MK. Lebih lanjut Djarot juga menyindir pencalonan Gibran sebagai cawapres mendampingi Prabowo.
Menurut Djarot rakyat juga sudah paham tentang praktik nepotisme yang dilakukan secara terbuka dan tidak ada rasa malu demi melanggengkan kekuasaan.
Pernyataan itu dianggap Didi Mahardika sebagai bentuk sindiran yang menyesatkan. Wasekjen DPP Gerindra tersebut pun mengungkapkan jangan karena takut calonnya kalah dalam kontestasi Pilpres maka pendukungnya menghalalkan segala cara dengan membangun narasi yang menyesatkan dan merusak persatuan bangsa.
BACA JUGA:
Dapil Jatim I: Dari Musisi Terkenal, Cucu Bung Karno, hingga Juragan Kapal
“Serangan terhadap capres atau cawapres lawan sangat dimungkinkan dalam proses demokrasi Pilpres, tetapi hendaknya jangan sampai membuat kita kehilangan hati nurani dan jati diri kita sebagai bangsa yang beradab,” tegas Didi Mahardika.
Meski merespons keras pernyataan Djarot, namun Didi berharap, dinamika politik saat ini tetap disikapi dengan mewujudkan Pemilu dan Pilpres yang damai.
“Tetap menjunjung tinggi dan mengedepankan nilai-nilai persatuan dan toleransi,” tutup Didi Mahardika Soekarno. [owi/beq]
Komentar