Peristiwa

Peternak Ponorogo Tak Kenal PMK, Tahunya Penyakit BEF

Pasar Hewan Jetis masih terlihat ramai beberapa hari yang lalu. (Foto/Endra Dwiono)

Ponorogo (beritajatim.com) – Meski sedang menjangkiti hewan ternak sapi di wilayah Provinsi Jawa Timur (Jatim), penyakit mulut dan kuku (PMK) masih asing di telinga peternak di Kabupaten Ponorogo. Peternak sapi di bumi reog, malah lebih familiar dengan penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF), yang biasa menjangkiti hewan ternaknya. Penyakit BEF menyebabkan demam pada sapi selama 3 hari. Kondisi demam itu mengakibatkan sapi tidak memiliki nafsu makan dan minum.

“Sepengetahuan saya sih penyakit yang menyerang sapi itu BEF. Jadi sapi demam sekitar 3 hari, tidak mau makan dan minum,” kata Salah satu peternak sapi asal Kecamatan Balong, Aji Santoso, Jumat (13/5/2022).

Untuk penyakit mulut dan kuku (PMK), Aji malah mengaku malah belum pernah menjumpai apa yang dialami sapinya. Dia tahunya malah lewat media massa yang akhir-akhir ini sering membicarakannya. Selain dari media, Ia tahu penyakit PMK dari selebaran yang Ia diterima saat berada di Pasar Hewan Jetis. Saat pasaran beberapa waktu yang lalu, petugas dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) melakukan pemeriksaan dan edukasi terkait PMK tersebut.

“Pasaran beberapa hari lalu, dari Dinas mengecek kesehatan sapi di pasar. Kemudian juga membagikan selebaran terkait informasi tentang penyakit mulut dan kuku itu,” katanya.

Pasar Hewan Jetis masih terlihat ramai beberapa hari yang lalu. (Foto/Endra Dwiono)

Meski kasusnya belum ada di Ponorogo, Aji tetap melakukan langkah antisipatif supaya 15 sapi yang dipeliharanya tidak terkena penyakit tersebut. Salah satu yang dilakukan ialah membersihkan kandang, secara rutin. Pun dirinya juga mendapatkan himbauan dari petugas dinas terkait, juga melakukan penyemprotan disinfektan di area kandang.

“Ya harapannya tidak ada di Ponorogo. Langkah antisipatif yang dilakukan saat ini dengan membersihkan kandang secara rutin,” katanya.

Sementara itu peternak sapi lainnya, Ribut Riyanto juga belum familiar dengan PMK ini. Biar tidak ketinggalan informasi, Ia mengecek tentang PMK di internet. Selain itu, dirinya juga mencari tahu kepada dokter hewan yang ada di Kecamatan Pulung dan Kecamatan Pudak.

“Untuk PMK ini, jujur belum pernah dengar. Saya browsing di internet dan tanya-tanya ke dokter hewan yang ada di Pulung dan Pudak,” kata peternak sapi dari Kecamatan Pulung itu.

Senada dengan Aji Santoso, Ribut melakukan antisipatif supaya ternaknya tidak terjangkit, dengan rutin melakukan pembersihan kandang. Selain itu, dirinya saat ini juga tidak melakukan pembelian sapi baru ke kandang. Padahal, sekarang ini waktunya memenuhi kandang dengan sapi. Dia berharap pemerintah bisa mengatasi permasalahan PMK ini. Dia khawatir adanya PMK ini, bisa menurunkan harga sapi menjelang lebaran kurban atau Iduladha.

“Jelang hari raya kurban seperti sekarang ini, biasanya kita penuhkan kandang. Kali ini stop, tidak membeli sapi dari luar daerah. Semoga permasalahan PMK segera teratasi,” pungkasnya. [end/but]


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar