Mojokerto (beritajatim.com) – Baru dibuka pada 23 April 2023 lalu, Klurak Eco Park di Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto menambah daftar tempat wisata di Kabupaten Mojokerto. Berada di kawasan Perhutani, wisata baru ini menyuguhkan pemandangan alam dan petualangan (adventure).
Klurak eco park atau wisata kedung klurak ini berada dalam kawasan hutan produksi Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Claket, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pacet, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan. Kawasan tersebut dipenuhi dengan pohon pinus yang menjulang tinggi dengan suasana yang asri.
Sehingga sangat cocok bagi Anda yang ingin menghilangkan penat setelah satu minggu menjalani aktivitas. Karena di wisata yang buka mulai pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB di hari biasa, para pengunjung bisa melakukan aktivitas camping.
Tersedia tenda dan perlengkapan memasak dan rumah gubuk bagi pengunjung untuk bisa menikmati suasana malam di wisata yang berada di lereng Gunung Welirang tersebut. Pengunjung yang ingin camping, bisa melalui malam dengan nge-grill atau barbeque-an rame-rame di tengah hutan pinus.
Wisata ini sangat cocok bagi pengunjung yang menyukai suasana alam yang sejuk dengan pepohonan pinus yang rindang. Selain bumi perkemahan, di wisata alam ini juga terdapat pemandian, air terjun dengan panorama yang indah.
Meski berada di tengah hutan, fasilitas di wisata ini sudah cukup lengkap. Mulai dari toilet umum, mushola, tempat makan, selfie area hingga wifi area.
Baca Juga: Kabupaten Mojokerto Dapat Ekstra Elpiji 3 Kg Sebanyak 52.640 Tabung
Direktur Klurak Eco Park, Yoyok Rudi mengatakan, wisata Klurak Eco Park memiliki luas 5 hektar kawasan Perhutani. “Buka tanggal 23 April lalu, kami ingin memberdayakan warga Desa Kembangbelor dengan adanya wisata ini,” ungkapnya, Sabtu (28/7/2023).
Sehingga, masih Yoyok, ada sekitar 30 warga masyarakat Desa Kembangbelor yang bekerja di wisata Klurak Eco Park. Mulai dari tukang parkir, penjaga kolam renang dan lainnya. Sementara bagi warga masyarakat yang ingin menitipkan barang dagangan, pihak desa mempersilahkan.
“Karena ini wisata desa bekerja sama dengan Perhutani sehingga kami lebih memperdayakan warga, mulai dari pekerja maupun lainnya. Jika warga Desa Kembangbelor ingin menjual makanan atau minuman, bisa menitipkan ke manajemen,” katanya.
“Di atas akan dibangun rumah gupuk tentunya harganya akan menyesuaikan karena di atas view dijamin akan lebih indah. Kalau ingin sewa tenda juga ada meski terbatas, harganya Rp70 k/malam, rumah gupuk Rp150k/malam. Tapi untuk rumah gupuk disarankan untuk reservasi jauh-jauh hari karena masih tersedia 10 saja,” jelasnya.
Menurutnya, wisata dengan konsep alam dan adventure tersebut ramai di weekend dan libur panjang. Sehingga saat hari biasa jumlah pengungnua tidak sampai 100 orang, namun saat weekend maupun libur panjang meningkat hingga 600 sampai 700 orang per hari.
“Hari biasa sepi apalagi saat seperti ini, anak sekolah sudah masuk. Dibawah 100 orang tapi kalau weekend apalagi libur panjang, meningkat 600-700 orang per hari. Karena kami memang menonjol sisi alam dan adventure. Sungai ini berasal dari sumber mata air sehingga masih alami,” urainya.
Diakui saat ini pengunjung masih berasal dari sejumlah daerah di Jawa Timur. Namun meski baru dibuka tiga bulan lalu, pihaknya berharap wisata Klurak Eco Park yang masih dalam satu naungan dengan Bernah De Vallei ini bisa go internasional.
“Kalau melihat dari nomor kendaraan pengunjung yang datang masih berasal dari Jawa Timur sendiri karena memang wisata ini memang baru dibuka. Namun kami berharap bisa go internasional karena kami terus berbenah dan bisa memperdayakan masyarakat Desa Kembangbelor sendiri,” harapnya. [tin/ted]
Komentar