Mojokerto (beritajatim.com) – Pemadaman kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di Gunung Arjuno-Welirang dengan metode water booming akan dihentikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Jawa Timur. Ini lantaran karhutla sudah dapat dikendalikan.
Dari hasil rapat bersama BPDB Jawa Timur dilakukan evaluasi dan penilaian terhadap upaya-upaya pemadaman karhutla di Gunung Arjuno-Welirang. Dampak paling parah terjadi di kawasan Gunung Arjuno dengan luasan terbakar 4.796 hektar.
Luas lahan yang terbakar di wilayah Kabupaten Pasuruan mencapai 2.724 hektare. Disusul Kota Batu 909,93 hektare, Kabupaten Malang 807,35 hektare, dan Kabupaten Mojokerto sekitar 330,86 hektare.
“Hasil rapat mulai Selasa sore besok, pemadaman karhutla dengan water booming dengan helikopter dihentikan,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati, Senin (18/9/2023).
Sementara itu, pihaknya bersama BPBD Jawa Timur, BPBD Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Pasuruan telah melakukan pemantauan karhutla di Gunung Arjuno-Welirang-Anjasmoro. Pemantauan dilakukan dengan menggunakan helikopter.
BACA JUGA:
Harga Beras di Pasar Tradisional Mojokerto Tembus Rp14 ribu per kg
“Pemantauan terkini sempat ada asap muncul di kawasan wilayah Kota Batu, tapi berhasil dipadamkan oleh tim darat. Untuk kawasan lainnya di Gunung Arjuno sudah padam sehingga hasil rapat water booming dengan menggunakan helikoter dihentikan mulai Selasa sore besok,” tegasnya. [tin/but]
Komentar