Jember (beritajatim.com) – Sofiatun, perempuan pekerja migran asal Dusun Salak, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, meninggalkan dua pesan suara kepada suaminya Baihaki dan anaknya Suci Nabila Aulia Putri, sebelum masuk penjara di Arab Saudi.
Sofiatun bekerja sejak April 2022 di rumah keluarga Muhammad Maidi Al-Qahtani di Riyadh. Dia dan dua pembantu rumah tangga lainnya ditangkap polisi Arab Saudi, setelah juragan perempuan mereka ditemukan meninggal dalam keadaan mengenaskan secara misterius pada 27 Agustus 2023.
Sofiatun mengirimkan pesan suara pertama berdurasi satu menit empat detik via WhatsApp pada 28 Agustus 2023, sehari setelah peristiwa itu. Dalam pesan suara itu, ia mengatakan:
BACA
Juragan Mati Misterius, Pekerja Migran asal Jember di Arab Saudi Terancam Hukuman
“Halo, assalamualaikum. Gimana kabarnya? Ini saya lagi di rumah ibunya majikan. Soalnya majikan saya yang perempuan meninggal. Gak tahu meninggalnya itu kayanya gak layak gitu. Saya masih dalam urusannya, dalam masalah. Doakan aja ya Mama di sini. Minta doanya ya dikasih kelancaran.”
“Cuman saya dijadikan saksi aja, gitu, sama orang sini, gitu. Cuman diminta saksi aja. Doain Ibu ya di sini. Minta doanya semua. Mudah-mudahan gak ada masalah apa-apa ya buat saya. Nanti atau besok saya call ya pakai nomor teman saya ini. Saya masih sekarang tinggal di rumah ibunya bareng teman-teman saya semua di sini.”
Pesan suara kedua diterima Suci pada 29 Agustus 2023. Kali ini durasinya lebih lama, yakni 2 menit 46 detik. Dalam pesannya, Sofiatun mengatakan:
BACA:
Juragan Mati Misterius, Polisi Saudi Tangkap Warga Jember dan 2 WNI
“Halo, ini, Mas. Mama besok mau dibawa lagi ke… ke mana ya? Apa pengadilan, ke mana, mau dibawa besok ke kepolisian sini. Tapi bukan Mama saja, bareng teman Mama juga. Semua bertiga. Cuman diinterogasi, dengan cara apa dia meninggalnya. Soalnya meninggalnya Madam saya, majikan perempuan, itu gak wajar sih, Pak. Terus lehernya dia masukkan ke dalam besi, kepalanya, Nyangkut ke besi tadi malam kejadiannya, pas jam dua. Pas saya bukain pintu Si Baba (juragan laki-laki, red) waktu datang jam dua.”
“Kan saya lagi di atas, udah mau tidur. Terus ngebel saya, minta dibukain pintu. Saya kira Madam udah tidur, Gitu. Soalnya kan sorenya saya masih (menyiapkan) makan dia, makan malamnya dia, bareng-bareng. Habis itu suaminya pergi lagi kerja. Tinggal Si Madam di ghurfah, di kamar, yang biasa dia tempati, biasa dia duduk.”
“Habis itu dia ngobrol-ngobrol ke saya, nyuruh saya ‘udah kami tidur aja. Besok sekolah anak-anak, kamu harus bangun pagi. Kan gitu ngomongnya ke saya. Tahunya jam dua, saya kira Madam belum tidur soalnya lampunya belum mati. Tetap nyala.”
“Terus saya masuk ke kamar yang ditempati Madam itu. Tahunya, Madamnya udah (meninggal). Apa bunuh diri, saya juga gak tahu. Ada nasalah apa, saya juga gak tahu. Terus kayaknya dia memang bunuh diri atau gimana, soalnya lehernya dimasukkan ke dalam besi yang ada lubangnya.”
“Matinya gak wajar. Saya minta doakan semua di sini, semoga saya lancar, diberi kelancaran nanti kalau saya ngomong diinterogasi sama polisi. Tolong, misalkan kalau ini sudah on, nanti dibalas. Saya minta doanya. Saya juga bilang ke Suci. Ya udah gitu aja dari Mama dulu ya. Besok kalau ada waktu, saya call, Bilang ke Suci.”
BACA
Orang Filipina Kabarkan Sofiatun Warga Jember Dibawa ke Penjara Saudi, Ini Obrolannya
Selama ini Sofiatun tidak pernah bercerita soal kesulitan apapun di Saudi. Kiriman gajinya ke Jember lancar. “Tapi kalau masalah komunikasi jarang-jarang. Soalnya Ibu tidak pegang HP sendiri. Kalau mau berkomunikasi ke keluarga, pakai HP teman. Kadang pakai HP almarhumah majikannya,” kata Suci.
Menurut Suci, keluarga majikan sang ibu adalah keluarga harmonis. “Majikannya baik. Almarhumah majikan juga baik. Sama saya juga baik. Kadang bilang begini: Adik apakah tidak mau menelepon Ibu?” kata Suci.
Suci berharap pemerintah bisa memulangkan Sofiatun ke tanah air. “Saya berharap banyak pembelaan dari pemerintah Indonesia terhadap Ibu,” katanya. [wir]
Komentar