Lamongan (beritajatim.com) – Sekawanan ikan hiu tutul muncul di perairan pantai Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Penampakan ikan yang memiliki nama lain hiu paus tersebut dapat dilihat oleh warga setempat karena kondisi lautan yang jernih dan cuacanya cerah.
Warga yang saat itu melihat kemunculan hiu tutul yang melompat-lompat itu langsung mengabadikan momen langka tersebut. Meski ukuran badan ikan hiu tutul cukup besar, namun ikan hiu ini tidak membahayakan.
“Pas lagi kerja dan hendak sandarkan kapal, saya mengetahui ikan hiu tutul tersebut, lalu saya langsung merekamnya, ukurannya sangat besar, yang paling kecil aja panjangnya di atas 5 meteran,” ujar salah satu pegawai PT Dock Pantai Lamongan, Andik Sunaryo saat dikonfirmasi, Kamis (9/9/2021).

Tak hanya Andik, pegawai lainnya bernama Saipul, yang juga warga asal Desa Kemantren turut merekam keberadaan ikan besar yang menepi sekitar 500 meter sampai 1 kilometer dari bibir pantai tersebut.
“Iya mas, pertama ada 2 ekor, lalu datang lagi jumlahnya 4, dengan ukuran yang berbeda-beda, ada yang sampai ukurannya 10 meter lebih. Ikan-ikan itu mendekat saat kapal kami lewat,” ungkap Saipul kepada beritajatim.com.
Penampakan hiu tutul tersebut menjadi momen yang langka, keberadaannya bisa dilihat dari jarak dekat oleh warga dan nelayan setempat. Hiu-hiu itu sempat menepi beberapa jam di kawasan perairan dangkal pantai Paciran, namun kembali ke tengah laut saat petang.

Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Surabaya, Bidang Wilayah II BBKSDA Jatim, Dodit Ari Guntoro menuturkan, bahwa penyebab sekelompok hiu tutul tersebut muncul di perairan Paciran ini karena beberapa faktor.
“Hiu tutul yang menepi ke pantai ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah peralihan musim yang mempengaruhi temperatur air laut, hingga menyebabkan hiu mencari makan dengan mengikuti perubahan temperatur air itu,” tutur Dodit saat dihubungi.
Lebih lanjut, Dodit menjelaskan, bahwa penyebab lain yang membuat ikan-ikan tersebut menepi adalah karena terjadinya kesalahan navigasi, di mana ada aspek-aspek tertentu dari garis pantai atau dasar laut yang kemudian membingungkan hiu tutul tersebut.
“Adakalanya hal ini terjadi karena kesalahan navigasi, atau karena makanan atau mencari plankton, serta unsur lainnya seperti usia ataupun mengikuti pemimpin kelompok. Seperti yang kita tahu, bahwa hiu maupun paus memiliki cara berkomunikasi dan navigasi melalui pantulan suara,” pungkasnya.[riq/ted]
Komentar