Pendidikan & Kesehatan

Hari Pertama PTM di Jombang, Sekda Minta Semua Pihak Tidak Teledor

Sekda Kabupaten Jombang Akhmad Jazuli saat melakukan monitoring PTM di hari pertama, Senin (13/9/2021)

Jombang (beritajatim.com) – Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Akhmad Jazuli melakukan pemantauan ke sejumlah sekolah di hari pertama pelaksanaan PTM (Pembelajaran Tatap Muka), Senin (13/9/2021). Sekda meminta semua pihak tidak teledor. Dalam arti tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Sekolah yang dikunjungi Sekda dalam monitoring PTM adalah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Tambakberas, SMPN 1 Tembelang, SDN Mojokrapak, serta salah satu TK di Mojokrapak, Kecamatan Tembelang. “Kabupaten Jombang sudah masuk PPKM (Pemberlakuan Pembatas Kegiatan Masyarakat) level 2. Sehingga proses belajar mengajar sudah bisa diterapkan,” kata Jazuli.

Dia mengatakan bahwa monitoring tersebut dilakukan guna melihat proses kegiatan belajar mengajar dan memastikan para guru, murid, warga sekolah tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). “Untuk sementara, kegiatan belajar mengajar di Kabupaten Jombang masih menerapkan 50 persen siswa,” sambungnya.

Sekda mengatakan, hari pertama PTM di Jombang berjalan lancar. Namun demikian, Sekda tetap melihat perkembangan ke depannya. Harapannya, pihak sekolah tidak lengah dan tidak teledor. Semua tetap waspada terhadap Covid-19. Pasalnya, ketika lengah, tidak menutup kemungkinan kasus Covid meningkat lagi. “Ini jangan sampai terjadi,” tegasnya.

Jazuli juga berpesan agar para pelajar langsung pulang ke rumah ketika PTM sudah usai. Dalam monitoring tersebut, Sekda Jombang Akhmad Jazuli didamping Asisten Pemerintahan dan Kesra Purwanto, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agus Purnomo, serta Kepala Kementerian Agama Taufiqurrahman.

PTM hari pertama ini juga disambut penuh semangat oleh para pelajar di Kota Santri. Seperti yang dilakukan oleh Rakai Ahimsa (9), murid kelas 3 di salah satu sekolah dasar Kecamatan Kesamben. Sejak pagi, Rakai sudah mengenakan seragam sekolah, memakai masker, serta membawa cairan antikuman yang digantung di tas ransel miliknya.

Dia kemudian diantar ke sekolah oleh orangtuanya. Di depan gerbang sekolah, seorang guru sudah menyambutnya. Mereka tidak salaman. Hanya saling menangkupkan tangan di dada. Guru tersebut kemudian mengecek suhu tubuh muridnya itu menggunakan thermogun (alat ukur suhu dengan metode non-kontak).

“Masuk jam tujuh, pulang jam sembilan pagi. Kemudian gantian dengan murid kelas tiga lainnya. Ada dua shift. Hari ini pelajaran Bahasa Daerah dan Tematik tentang tumbuh-tumbuhan,” kata Rakai yang mengenakan tas ransel warna merah. [suf]



Apa Reaksi Anda?

Komentar