Sampang (beritajatim.com) – Para petani di Desa Bira Timur, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, masih melakukan panan padi secara manual. Hal itu lantaran belum memiliki mesin pemotong padi atau mesin Komben.
“Alhamdulillah, musim panen kali ini lumayan hasilnya, meski ada penurunan akibat curah hujan yang tidak menentu,” terang Maisaroh, salah satu pemilik lahan pertanian di Sokobanah, Senin (27/2/2023).
Bagaimana perbandingan panan raya pada musim padi sebelumnya? Ia mengaku bahwa hasil panan padi saat ini tidak seperti musim panen pada waktu lalu. Sebab, dampak cuaca ekstrem membuat pertumbuhan padi kurang maksimal.
“Cuaca ekstrem yang berlangsung belakangan ini sangat merugikan petani, tetapi kami tetap semangat untuk melakukan panen raya, mudah-mudahan cuaca bisa segera kembali normal,” harapnya.
Lain lagi Ali Wafa petani asal Sokobanah yang berharap adanya bantuan mesin pemotong padi dari pemerintah. Sebab, selama ini petani di Sokobanah melakukan panen raya dengan cara manual yakni memotong dengan sabit dari sawah ke sawah.
“Selain cuaca, yang menjadi kendala kami yakni tidak memiliki mesin pemotong padi, jika punya alat itu tentunya akan mempercepat proses panen padi kami,” imbuhnya.
Ali Wafa juga menceritakan jika selama ini proses panen padi memakan waktu yang lama. Kerana dikerjakan secara manual dan mengandalkan tenaga manusia. “Kalau mengunakan buruh tani, hasil panen juga terpotong biaya oprasional, beda lagi jika mengunakan mesin tentunya semakin cepat dan tidak memakan banyak biaya,” tandasnya.
Sayangnya, keluhan petani tentang bantuan mesin pemotong padi di Sokobanah ini belum terjawab. Suyono, Kepala Dinas Pertanian Sampang, belum bisa dihubungi. [sar/but]
Komentar