Berita Migas

Local Hero Pertamina Sukses Olah Sampah Jadi BBM Alternatif

sampah
Pengelolaan sampah jadi BBM alternatif dan maggot di Bojonegoro (Foto: Ist)

Yogyakarta (beritajatim.com) – Kisah sukses di balik Si Imut My Darling (Integrasi Ikan Maggot Unggas dan Ternak Bersama Masyarakat Sadar Lingkungan), yakni limbah sampah yang bisa menghasilkan cuan puluhan juta serta menjaga lingkungan ini menjadi inspirasi dunia. Bagaimana tidak, selama ini kita dihadapkan dengan tantangan lingkungan yang semakin hari tak lepas dari sampah, baik sampah rumah tangga maupun yang lainnya.

Melalui tangan kreatif seorang laki – laki bernama Imam Muhlas binaan dari PT. Pertamina EP Cepu (PEPC) sebagai pengelola lapangan gas Jambaran Tiung Biru (JTB), Jawa Timur limbah sampah dijadikan maggot unggas dengan sistem Black Soldier Flay (BSF) mengurai sampah organik menjadi larva serta pupuk bekas maggot hasil dari uraian sampah.

Tingginya produksi sampah di Indonesia yang mencapai 67,8 juta ton setiap tahunnya dan didominasi oleh sampah organik 60 persen dan sampah non organik 40 persen. Menurut Imam Muhlas sistem pengelolaan sampah di Indonesia ini masih kurang efektif, terlebih rendahnya daya serap dari kegiatan daur ulang dan menggunakan pola lama yaitu kumpul – angkut – buang.

Sehingga, ia berpikir bagaimana mengelola sampah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat. Pada tahun 2017 Muhlas sapaan akrabnya bersama 350 anggota memulai gerakan nabung sampah untuk bayar pajak, kemudian pada tahun 2019 – 2020, pihaknya bersama PT. Pertamina EP Cepu memulai pengelolaan sampah, dimana sebelumnya nabung sampah kini juga bisa dikelola menjadi maggot untuk unggas ternak ikan dengan sistem BSF.

“Pengolahan sampah organik dari rumah tangga dan pasar dengan sistem BSF yang menghasilkan olahan sampah di bidang perikanan, peternakan dan pertanian, tutur Muhlas.

BACA JUGA:
Pertamina PHI Regional 3 Kalimantan Teken Tiga Perjanjian

Adapun alur dari pengolahan tersebut dimulai dari pemilahan sampah rumah tangga, penyetoran sampah ke bank sampah terdekat, lalu sampah organik maupun anorganik yang telah dipilah kemudian ditimbang menjadi dua yakni sampah organik di daur ulang menjadi pakan maggot, pupuk dan lain – lain, sedangkan sampah anorganik di daur ulang menjadi BBM alternatif dan langkah terakhir yakni pencatatan sampah.

“Ada dua pengelolaan melalui sistem BSF dan Fast Pyrolisis, dimana yang Fast Pyrolisis ini sampah anorganik berupa plastik, sterofoam di olah menjadi bahan bakar alternatif yang digunakan untuk kendaraan,” ungkap Muhlas.

Lebih lanjut, Muhlas menyampaikan selama ini plastik menjadi ancaman yang serius bagi lingkungan, melalui program Local Hero dari PT. Pertamina EP Cepu, sampah plastik menjadi nilai jual tinggi untuk menjadi bahan bakar alternatif melalui mesin Fast Pyrolysis, selain itu pengerjaannya juga dikerjakan oleh para pemuda setempat yakni di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.

Seperti komitmen Pertamina, meyakini bahwa melangkah maju tak bisa dilakukan sendiri, seperti energi yang terus bergerak membawa perubahan untuk sekitarnya. Bentuk komitmen tersebut, Pertamina telah melakukan perubahan yang lebih baik bersama mereka para pioneer, inisiator dan pembawa perubahan di bidangnya masing – masing yakni para Local Hero.

BACA JUGA:
Senam Sehat Dan Posyandu BUMN Bersama Pertamina Di Tugu Pahlawan Surabaya

Dari keberhasilan itu, keuntungan yang didapatkan mencapai kisaran Rp 60 juta dan melibatkan 350 Kartu Keluarga (KK) yang mampu mengelola sampah dan menabung sampah untuk bayar pajak.

“Kami sangat berterimakasih sekali pada PT. Pertamina EP Cepu zona 12 yang selama ini telah mendampingi kami dengan sabar dan support sedari awal sampai hari ini, saya bersama tim mengajak kepada masyarakat secara umum mari menjaga lingkungan kita,” serunya.

Melalui event Media Gathering PT. Pertamina yang dilaksanakan di Ballroom Hyatt Regency Yogyakarta, Imam Muhlas mempunyai prinsip teguh yakni “ketika kita lahir semua orang tertawa, begitu juga saat kita meninggal, buatlah diriku ditangisi semua orang”, prinsip itulah yang sampai saat ini dipegang olehnya.

“Selain itu, bumi ini bukan kita wariskan tapi bumi ini sedang kita pinjam ke anak cucu kita, mari menjaga bumi ini dengan baik, ayo jaga lingkungan kita, self tomorrow today,” tutup dia. [ayu/beq]


Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks



Apa Reaksi Anda?

Komentar