Siapa Dia

Medali Emas Bikin Ayah Febriana Nggreges dan Menangis Saat Nyanyi Indonesia Raya

Febriana Dwipuji Kusuma (tengah) bersama ayahnya Didik Puji dan ibunya Ngatodah

Didik Tripuji tergetar menyaksikan Febriana Dwipuji Kusuma langsung bersimpuh dan bersujud syukur, begitu shuttle-cock pengembalian Rachel Allessya Rose terhadang net. Anak bungsunya itu akhirnya merebut medali emas ganda putri bulutangkis Sea Games bersama Amalia Cahaya Pratiwi. Mereka mengalahkan sesama ganda Indonesia Meilysa Trias Puspitasari dan Rachel Allessya Rose 21-17, 21-16, di Kamboja, Selasa (16/5/2023).

Didik menyaksikan perjuangan sang anak sendirian di rumahnya di Kelurahan Kebonsari, Kabupaten Jember, lewat tayangan streaming. Begitu Febriana menang, plong sudah dada Didik. “Saya agak nggreges waktu nonton. Maka itu saya memutuskan tidak masuk kerja,” kata guru dan Kepala SDN Sumbersari 3, Maesan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur ini.

Saat Febriana menerima medali dan Indonesia Raya dikumandangkan, Didik ikut bernyanyi sembari meneteskan air mata. “Beliau memang berjanji kalau Febriana dapat medali emas, akan ikut nyanyi Indonesia Raya,” kata Ngatodah yang tidak bisa menyaksikan Febriana bertanding karena harus bekerja.

Selama Sea Games, ia bersama istrinya Ngatodah tidak pernah berhenti berdoa. Setiap malam, Febriana melakukan panggilan video WhatsApp. “Kalau siang, ia mengirim teks ‘Halo, ayahku sayang’,” kata Didik geli.

Setiap hendak bertanding, Febriana selalu tak lupa mengontak orangtuanya. “Dia selalu minta doa terus setiap hari,” kata Ngatodah.

Febriana mengenal bulu tangkis sejak berusia lima tahun. Didik mengajaknya ke lapangan bulutangkis bersama sang kakak Eko Puji Septalaga. “Dia kerasan. Biasanya kan anak kecil minta pulang. Selama satu setengah jam sampai dua jam kok tidak minta pulang. Lalu dia pegang-pegang raket, saya biarkan,” kata pria yang berprofesi sebagai guru itu.

Didik kemudian mendaftarkan Febriana ke Perkumpulan Badminton Smash. Febriana berlatih tiga kali sepekan. “Dia pintar membagi waktu. Pekerjaan rumah dikerjakan dulu. Kurang satu jam, ia sudah menelepon saya untuk minta antar latihan,” kata Didik.

Menginjak kelas empat Sekolah Dasar Negeri Jember Lor 1, Febriana semakin giat berlatih dan mulai mengikuti olimpiade sekolah setahun berikutnya. “Alhamdulillah bisa mewakili Jember di Surabaya ikut O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional),” kata Didik. Saat itu, prestasi Febriana mendapatkan penghargaan dari Bupati MZA Djalal. Dia diajak berjalan-jalan ke Pantai Losari, Makassar.

Bakat Febriana ini terendus PB Djarum pada saat SMP dan diterima berlatih di sana. Usia 15 tahun, ia berhasil menembus pelatihan nasional Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Setelah lulus SMA Al Badri, gadis yang akrab dipanggil Ana ini melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka.

Sejak dibimbing PB Djarum dan masuk pelatnas bulutangkis, prestasi Febriana melaju. Sebelum meraih medali emas, anak bungsu dari dua bersaudara itu pernah menjuarai ganda putri Malaysia Junior International Challenge pada 2018 dan 2019 serta Asia Junior Championship 2018.

Semua medali dan piala yang diraih Febriana dibawa pulang ke rumah di Jember. Rumah selalu dirindukannya. Ada lontong opor ayam dan masakan cumi Ngatodah yang senantiasa dirindukannya ketika lebaran. “Dia tiga kali lebaran tidak pulang. Tapi waktu itu ada Greysia Polii (pemain ganda putri Indonesia) yang memesankan lontong opor ayam di Pelatnas Cipayung,” kata Didik.

Greysia Polii adalah atlet favorit Febriana. “Ternyata bisa ketemu di pelatnas. Kak Greys ngemong adik-adiknya di pelatnas,” katanya. [wir]

Apa Reaksi Anda?

Komentar