“Fakta di lapangan juga belum banyak berubah. Kasus baru masih terus bertambah. Rumah sakit semakin penuh. Tenaga kesehatan masih harus terus berjuang tak kenal lelah. Kebanyakan masyarakat masih cemas dan kuatir terkena wabah,” kata bupati periode 2008-2018 ini, Minggu (7/6/2020).
Dalam situasi seperti ini, Amin mempertanyakan kesiapan masyarakat menjalani kehidupan normal. Ia menyebutnya kehidupan normal yang seolah-olah. “Bukankah ini sama saja dengan menjadikan kita sebagai obyek kebijakan yang ‘coba-coba dan salah’. Katanya, kalau nanti ada ‘gelombang kedua’ ya tinggal diubah. Trial and error dalam penelitian itu memang lumrah. Tapi trial and error dalam membuat kebijakan itu musibah,” katanya.
Dalam pandangan Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Jawa Timur ini, apa yang disebut new normal pada hakekatnya tetap tidak normal. “Tapi mau dibikin seolah-olah normal, agar kita bisa beraktifitas lagi. Kerja lagi. Ke kantor lagi. Bisnis mulai bergerak lagi. Masjid hidup lagi. Agar kita tidak menuntut pada pemerintah agar kita disuapi,” kata Amin.
“Tapi new normal itu ya hanya seolah-olah normal. Kita tetap harus mengikuti protokol kesehatan. Tidak boleh dekat-dekatan. Tidak boleh salaman. Apalagi berpelukan. Ke mana-mana harus pakai masker dan rajin cuci tangan,” kata pria yang juga a’wan Pengurus Wilayah NU Jawa Timur. [wir/kun]
Komentar