Siapa Dia

Dewan Penasehat FBN Pulang Kampung ke Banyuwangi, Ternyata..?

Banyuwangi (beritajatim.com) – Dewan Penasehat Forum Bela Negara Kemenhan RI DKI Jakarta, Ahmad Yazid berkunjung ke Banyuwangi. Kedatangannya di Bumi Blambangan ternyata tak hanya sekadar momen melancong semata.

Usut punya usut, dia merupakan keturunan asli Kota Gandrung. Selama ini memang tak banyak yang tahu akan nama maupun kiprahnya. Pun di dunia politik sekalipun.

Saat menginjakkan kaki di ujung timur Pulau Jawa ini dirinya takjub bahkan seolah tak mau berpaling. Sumber daya alam yang melimpah, kultur budaya yang harmonis menjadi alasannya. Apalagi, dirinya mengakui akan keelokan destinasi wisatanya.

“Hasil pertanian sungguh sangat luar biasa dari jeruk dan buah naga. Tapi, sayang harganya tidak bisa dikontrol dengan baik bahkan sampai naga anjlok harga Rp 1000. Ini sangat menyedihkan buat para petani,” katanya, Kamis (1/8/2019).

Lain dari itu, Pria yang biasa disapa AY ini mengaku, ada hal lain yang perlu diubah. “Kita harus mengelolanya lebih baik agar dapat mengangkat ekonomi dan berdampak baik bagi warga,” katanya.

Selain itu, Kader Majelis Dzikir Nurussalam Athohirin ini mengaku, sangat mencintai olahraga. Terlebih pada cabang olahraga sepakbola.

“Saya melihat Banyuwangi ini yang kurang ada pada olahraganya. Harusnya daerah sebesar ini harus punya tim sepakbola yang tangguh. Di sini, dunia bola nya diterlantarkan itu kan sayang. Daerah yang Sepak Bola nya maju dimana-mana warganya akan bangga dan bisa mendongkrak ekonomi,” ungkapnya.

Lalu, pendapatnya tentang Banyuwangi itu dikaitkan dengan pencalonan pemimpin daerah ini. Tepat, lantaran memang sedang hangat mencari sosok Bupati baru.

Meskipun, tantangan berat ada pada elektabilitas dirinya di mata warga Banyuwangi. Setali tiga uang, ternyata Yazid menjawabnya dengan tegas.

“Insya’allah mas, memang saya baru tapi niat saya tulus mas jika saya dipercaya jadi Bupati Banyuwangi maka Banyuwangi Harus milik Rakyat Banyuwangi seutuhnya bukan milik golongan mas,” terangnya.

Percakapan serius kemudian muncul. Jika memang menghendaki maju nyalon, apakah memang sudah ada kendaraan yang mengusungnya?

“Untuk saat ini saya memang melangkah independen mas, tapi Insya’allah kedepannya saya akan pakai kendaraan politik menunggu arahan dari ketum Majelis Dzikir Nurussalam Athohirin SBY (Susilo Bambang Yudhoyono),” akunya.

Penasaran mulai menyeruak. Dari awalnya percakapan biasa, hingga bertanya lebih dalam tentang alasan dirinya mantab untuk maju jadi calon orang nomor 1 di Banyuwangi.

“Kalau ditanya alasan, sebenarnya alasan saya maju mas karena diminta keluarga besar saya yaitu papa saya Purn. Brigjen Lintang Waluyo yang dulu sempat diminta maju Calon Bupati Banyuwangi tapi beliau tidak mau. Saya melihat potensi SDA Banyuwangi sangat luar biasa tapi kenapa kok tidak bisa memakmurkan Rakyat/Warga Banyuwangi,” jelasnya.

Andai dirinya memang memutuskan maju untuk P1 (sebutan pemimpin Banyuwangi), ini bakal jadi orang yang kesekian kali mengisyaratkan jadi pemimpin di Bumi Blambangan. Hingga saat ini, ada beberapa nama yang acap kali muncul di lingkaran warga Banyuwangi.

Meskipun, baru sebatas isyarat nama layaknya Ali Ruchi (Plt. Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi), dr. Taufik Hidayat (Plt. Direktur RSUD Genteng) hingga Ipuk Festiyandani (istri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas) yang turut menghiasi bakal suksesor bupati berikutnya. [rin/but]

Apa Reaksi Anda?

Komentar