Surabaya (beritajatim.com) – Penggunaan alat kontrasepsi selama ini sering diasosiasikan dengan perempuan. Mulai dari menggunakan obat KB sampai pemasangan alat tertentu di leher rahim. Namun, ada juga kontrasepsi yang bisa dilakukan pada pria.
Salah satunya, selain menggunakan kondom adalah melakukan vasektomi. Yakni, operasi kecil yang digunakan untuk pemasangan alat kontrasepsi pria yang memutus penyaluran sperma ke air mani. Prosedur ini akan menghalangi sperma mencapai air mani, yang merupakan cairan yang dikeluarkan dari penis. Walaupun dengan kata lain, air mani masih ada tetapi tidak mengandung sperma atau sperma yang tidak terpakai akhirnya mati dan diserap oleh tubuh.
Vasektomi dapat dilakukan dirumah sakit dan klinik, dan prosedur ini dapat diakukan oleh ahli bedah atau spesialis urologi, dan untuk melakukan vasektonomi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu teknik konvensional dan teknik tanpa pisau bedah.
Kabar baiknya pemasangan vasektomi Dilakukan dengan anestesi lokal yang hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit dan menggunakan teknik tanpa pisau bedah, dimana akan dibuat lubang disisi kanan dan kiri skrotum, dan mengeluarkan vas deferens (tabung yang membawa sperma), lalu memotong ujungnya dan membakarnya.
Perdarahan dan rasa nyeri pada vasektomi tanpa pemotongan saluran sperma diyakini lebih ringan daripada teknik vasektomi konvensional. penyumbatan saluran sperma tanpa harus dipotong juga dapat dilakukan dengan pemasangan vasclip, namun metode ini kurang efektif bila dibandingkan dengan vasektomi menggunakan kuarter maupun konvensional.
Adapun Vasektomi seharusnya tidak menyakitkan bagi kebanyakan pria karena area tersebut akan cukup mati rasa, meskipun mungkin merasakan sedikit tekanan atau tarikan tetapi biasanya ringan dan hilang setelah beberapa hari.
Efek samping yang paling umum dari vasektomi adalah rasa sakit, dan efek samping yang kurang umum adalah hematoma (pembekuan darah di skrotum) dan kondisi yang disebut sindrom nyeri pasca-vasektomi, yang menyebabkan rasa sakit pada testis yang berlangsung lebih lama.
Namun jangan khawatir Vasektomi tidak mempengaruhi produksi atau pelepasan testosteron sehingga tidak mengganggu gairah seks pria, rambut wajah, suara, atau apa pun yang dipengaruhi oleh testosteron.
Bagi sebagian negara, prosedur ini biasanya ditanggung oleh asuransi. Adapun diIndonesia itu sendiri prosedur ini tidak disarankan untuk pria berusia dibawah 30 tahun dan belum memiliki anak. Nah, itulah fakta dan pengertian vasektomi atau kontrasepsi pria.
Namun, hal yang perlu digaris bawahi, bahwa menilai risiko dan kesehatan reproduksi sebaiknya sebelum anda melakukan prosedur ini, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu dan mengecek kesehatan dan kemampuan kekebalan tubuh anda. [ptr/tur]
Komentar